Sawitri menyampaikan, perusahaan akan meminta data-data pribadi yang dibutuhkan untuk keperluan administrasi.
Namun, data tersebut baru diminta perusahaan bila kandidat sudah diterima bekerja, bukan ketika proses rekrutmen.
Bila kandidat ditawari lowongan pekerjaan dan langsung dimintau data pribadi, ada kemungkinan informasi ini palsu.
Adapun, data pribadi yang sering diminta, meliputi:
Sawitri menambahkan, pelaku penipuan biasanya juga meminta data lain secara detail, seperti foto depan dan belakangnya.
Padahal, foto seperti itu tidak terlalu diperlukan ketika pencari kerja baru di awal tahap rekrutmen.
"Hati-hati ketika hendak membagikan data-data tersebut, setidaknya sampai sudah melewati tahap interview," tutur Sawitri.
7. Cek informasi perusahaan
Cara lainnya untuk mengetahui lowongan pekerjaan asli atau palsu adalah mengecek informasi perusahaan.
Pastikan perusahaan yang namanya tertera pada lowongan kerja punya kredibilitas alamat dan nomor kontak.
Telusuri juga alamat resmi perusahaan. Jika alamat asli dan yang tertera pada iklan berbeda, ada kemungkinan ini adalah lowongan kerja palsu.
Pencari kerja juga bisa mengecek kontak perusahaan yang dilamar menggunakan aplikasi identifikasi nomor telepon, misalnya Get Contact.
Lewat aplikasi tersebut, pencari kerja bisa mengecek nomor perusahaan asli atau tidak.
Pencari kerja juga bisa memverifikasi nomor kontak tersebut dengan mengunjungi laman atau bertanya melalui media sosial perusahaan.
Baca Juga: Lowongan Kerja Gaji Rp 9 Jutaan, PT Golden Flexible Packaging Buka Kesempatan untuk Lulusan SMA/SMK
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar