GridHot.ID - Tewasnya Imam Masykur (25), pemuda asal Aceh yang disiksa oknum Paspampres, meninggalkan duka bagi orang-orang terdekatnya.
Tak terkecuali bagi kekasih Imam Masykur, Yuni Mauliza.
Dilansir dari TribunSumsel.com, Yuni Mauliza dikabarkan sudah merencanakan pernikahan dengan Imam Masykur.
Namun, sebelum rencana itu jadi kenyataan, Imam Masykur sudah meninggal dunia.
Imam Masykur tewas dianiaya oleh oknum Paspampres dan anggota TNI.
Sosok Yuni Mauliza pun menjadi sorotan.
Menurut unggahan Instagram @aceh.viral diketahui Yuni Mauliza merupakan kader Partai Demokrat Kabupaten Bireuen.
Untuk kontestasi Pileg 2024 mendatang, ia diketahui mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) Dapil 5 Bireuen, meliputi Kecamatan Jeunib, Peudada, dan Peulimbang.
Yuni Mauliza yang berusia 23 diketahui menempuh pendidikan di Univesitas Almuslim Bireuen.
Yuni Mauliza terpantau aktif di media sosial, ia juga kerap membagikan aktivitasnya.
Terbaru ia juga mengunggah momen saat mengantarkan sang kekasih ke tempat peristirahatan terakhir.
Terlihat Yuni menangis pilu sambil peluk peti mati kekasihnya.
Yuni bercerita bahwa Imam Masykur sempat mengungkapkan janji ketika pulang ke Aceh akan melamar dirinya.
Namun takdir berkata lain, Yuni kini harus mengikhlaskan sang kekasih.
Ia berdoa semoga sang kekasih diberikan jalan yang terbaik.
"Terima ga terima tetap harus ikhlas, pergimu begitu cepat sayang. Tugasmu di sini sudah selesai sayang, kamu sudah tenang, Allah lebih menyayagimu, sekarang kita pulang,
Negara ini sungguh kejam untukmu syg. Semoga keadilan tetap berpihak padamu dengan seadil2nya hukum di negara ini, padahal rencana terakhirmu sungguh baik "Tunggu aku pulang puasa ini untuk bertemu orang tuamu" tapi lain lagi rencana Tuhan kita tidak dijodohkan didunia ini kita hanya dipertemukan saja.
Doa terbaik menyertaimu, kamu diperlakukan bagaikan nyawa tidak berharga sama sekali bagi mereka, dengan tanpa disadari jalan mu ke surga sudah ditunjukkan oleh mereka yang tidak layaknya disebut manusia," tulisnya.
Kronologi penyiksaan terhadap Imam Masykur
Melansir Tribunnews.com, kasus penculikan dan penyiksaan terhadap Imam Masykur melibatkan oknum anggota Paspampres dan dua anggota TNI.
Imam Masykur awalnya diculik bersama temannya yang berinisial H.
Imam Masykur dan H dibawa paksa para pelaku dari toko obat tempat mereka bekerja di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, pada 12 Agustus 2023.
Saat itu, oknum anggota Paspampres yang berinisial Praka RM bersama dua anggota lainnya mendatangi toko obat tempat Imam Masykur bekerja sekira pukul 20.00 WIB.
Dalam melakukan aksinya, para pelaku mengaku sebagai aparat kepolisian.
Kemudian mereka seolah-olah melakukan penangkapan terhadap Imam Masykur dengan menuduh korban sebagai pedagang obat-obat ilegal.
Ketiga pelaku tersebut kemudian memasukan Imam Masykur dan temannya H ke dalam mobil yang dikendarai kakak ipar Praka RM, Zulhadi Satria Saputra alias MS yang merupakan warga sipil.
Selama di perjalanan, Imam Syakur dan H disiksa.
Para pelaku pun sempat menghubungi keluarga korban dan mengirimkan video penganiayaan korban melalu ponsel.
Para tersangka diketahui sempat meminta tebusan Rp50 juta kepada keluarga agar Imam Syakur bisa dibebaskan.
Para pelaku lantas membebaskan H di sekitar tol Cikeas.
Para pelaku melepaskan H karena saat itu kondisi fisik H sudah parah setelah dilakukan penganiayaan.
Sementara Imam Masykur tetap disiksa dan mobil pun kembali bergerak, hingga para pelaku membuang tubuh korban ke sungai di Karawang.
Jasad korban pun akhirnya ditemukan warga di aliran Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada 15 Agustus 2023 sekitar 12.30 WIB.
Kondisi jasad korban saat itu tersangkut eceng gondok dengan posisi telentang.
Warga pun kemudian melaporkan penemuan mayat tersebut kepada polisi, selanjutnya jasad dievakuasi ke RSUD Karawang.
Karena tak ada identitas di tubuh korban, jasad Imam Masykur sempat menginap selama 8 hari di RSUD Karawang.
Hingga akhirnya pada 23 Agustus 2023 mayat itu dibawa aparat dari Pomdam Jaya dan Polda Metro Jaya ke RSPAD gatot Soebroto untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Diketahui, keluarga pun sebelumnya sempat membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya soal penculikan Imam Masykur pada 14 Agustus 2023.
Laporan keluarga Imam Masykur tersebut diterima dengan nomor LP/B/4776/VIII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Hingga akhirnya, petugas pun memastikan jasad yang ditemukan di Karawang adalah Imam Masykur.
Petugas pun lantas mengabarkan hal itu kepada keluarga Imam Masykur dan meminta untuk datang ke RSPAD Jakarta Pusat untuk menjemput jenazah.
Pada 24 Agustus 2023, keluarga mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Setelah diserah terimakan, pihak keluarga membawa jenazah Imam Maskur ke kampung halamannya di Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen.
Jenazah Imam Maskur pun tiba di Bireun sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/08/2023) dan dikebumikan beberapa saat kemudian di perkuburan keluarga.
Pada Sabtu (26/8/2023), Pomdam Jaya menghubungi keluarga Imam Masykur dan mengabarkan para pelaku ditangkap.
Sosok Para Pelaku
Saat ini, Pomdam Jaya sudah mengamankan 3 oknum TNI yang terlibat penganiayaan serta pembunuhan Imam Masykur.
Ketiga oknum TNI tersebut masing-masing berinisial Praka RM, Praka J, dan Praka HS.
Ketiga oknum TNI tersebut diketahui berasal dari daerah yang sama.
"Ini satu angkatan yang mereka juga latar belakangnya juga adalah orang-orang dari Aceh yang sama-sama berdinas dan berada di Jakarta," kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar di Pomdam Jaya Guntur, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2023).
Praka RM alias Riswandi Manik diketahui sebagai anggota Paspampres, Praka HS berdinas di satuan Direktorat Topografi TNI AD, dan Praka J anggota Kodam Iskandar Muda.
Para tersangka secara pribadi tidak mengenal dengan korban.
Namun mereka mengetahui komunitas daripada para korban yang merupakan pedagang kosmetik dan obat-obatan.
"Sehingga mereka melakukan itu secara bersamaan terencana untuk penculikan dan pemerasannya itu memang dari kelompok orang yang sama," jelasnya.
Selain tiga anggota TNI, ada warga sipil yang juga ikut terlibat dalam kasus penculikan tersebut.
Terpisah, Polda Metro Jaya mengatakan pihaknya menangkap tiga warga sipil termasuk kakak ipar Praka RM, Zulhadi Satria Saputra alias MS dalam kasus tersebut.
Dua warga sipil yang ditangkap berinisial AM dan H alias Heri selaku penadah hasil kejahatan dalam kasus ini.
"Total tiga orang sipil ditahan Polda Metro Jaya terkait kasus ini," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa (29/8/2023).
Meski begitu, Hengki belum memberikan informasi lebih rinci hasil kejahatan apa yang ditadah oleh AM dan Heri.
Sedangkan tersangka Zulhadi berperan sebagai sopir mobil yang membantu Praka RM, Praka J dan Praka HS saat menculik Imam di toko kosmetik dan obat-obatan di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
"Zulhadi Satria Saputra (kakak ipar tersangka Praka Riswandi Manik) yang bersangkutan berperan sebagai driver kendaraan pada saat perbuatan pidana terjadi. Selain itu Polda Metro Jaya juga menahan dua orang penadah hasil kejahatan dari kelompok ini atas nama AM dan Heri," jelas Hengki. (*)