Sang ayah juga sempat membawanya belajar kepada violis asal Hongaria bernama Tordasi, dan musikus Rusia bernama Nicolai Vorfolomeyeff, yang memimpin Orkes Radio Jakarta.
Saat itu, usianya baru delapan tahun, tetapi Idris Sardi diterima oleh Nicolai sebagai "mahasiswa luar biasa" AMI Yogyakarta.
Menjadi konser master di usia 14 tahun
Disiplin keras yang harus diikuti Idris Sardi memang membuatnya tidak bisa menikmati kehidupan seperti anak-anak seusianya.
Namun, pengorbanannya terbayar karena ia tumbuh sebagai violis andal sejak usia belia.
Pada 1949, usianya baru sekitar 10 tahun, tetapi Idris Sardi mampu memukau penonton dengan permainan "biola maut" dalam penampilan perdananya di Gedung Negara (Istana Yogyakarta) bersama konser Orkes Simponi Akademi Musik Indonesia (AMI).
Pada 1953, sang ayah meninggal dunia dan di tahun yang sama Idris Sardi menggantikan kedudukan ayahnya sebagai violis pertama merangkap pimpinan (concert master) Orkes RRI Jakarta.
Ia pun menjadi konser master termuda di Orkes Studio Jakarta di usianya yang baru 14 tahun.
Selain dikenal sebagai maestro biola, Idris Sardi juga mewarisi bakat sang ayah sebagai ilustrator musik untuk film Indonesia.
Pada 1970-an, ia kerap menerima penghargaan dari kiprahnya sebagai komponis dan ilustrator musik untuk film.
Beberapa penghargaan yang didapatkan Idris Sardi yakni Piala Citra untuk kategori penata musik terbaik untuk film Pengantin Remaja (1971), Perkawinan (1973), Cinta Pertama (1974), dan Doea Tanda Mata (1985).