Saat terakhir menemani Ramli, Selasa (22/1/2013) pukul 16.00, menurut Mien kondisi Ramli sudah agak koma.
Ia sudah tidak bisa berkomunikasi, namun masih bisa mendengar perintah dokter dan bisa memanggil Mien, kakak kembarnya, dan anak angkatnya.
"Kalau merasakan sesuatu yang tidak enak pada tubuhnya, Ramli masih bisa memanggil kami," tutur Mien, saat dihubungi Kompas Female.
Sabtu dua minggu lalu, rencananya Ramli mau menjalani kemoterapi, namun dokter menyatakan kondisi sel darahnya belum baik.
"Akhirnya hanya diobati, karena kondisinya sudah terminal, sudah tidak bisa diapa-apain."
Menurut Mien, Ramli sangat mengkhawatirkan anak angkatnya, dr Kiki, yang sedang mengambil spesialis bedah.
Kiki tak lain putri kakak kembarnya, Nonon. Ramli mengkhawatirkan Kiki yang belum menikah, padahal Ramli sudah ingin menimang cucu.
Saat itu, Mien menghibur Ramli, dan memintanya untuk tidak banyak berpikir agar tidak ada yang memberatkannya.
"Ramli orangnya sangat baik. Dia berhasil karena dia maintain dengan klien, tidak hanya sebagai customer tapi juga sebagai saudara," tutur Mien, yang sudah mengenal Ramli hampir 40 tahun.
Menurut model senior Chitra Nartomo, Ramli boleh dibilang sangat kuat.
Perancang yang tumbuh besar di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas (Natuna), itu masih diberi banyak kesempatan oleh Tuhan.
"Tiga tahun sakit, beliau masih sanggup berkarya, padahal kondisinya sudah menurun. Ramli menjadi motivator untuk para penderita kanker agar tidak berhenti berkarya," ungkap model yang kerap tampil dalam peragaan busana Ramli sejak tahun 1980-an itu.
Ramli telah ”bergulat” dengan rasa sakit demi memberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya.
Namun hari ini, Ramli tak mampu lagi bertahan.
Menyerah, dan berpasrah, tampaknya juga menjadi bentuk penerimaan dirinya akan kehendak Tuhan.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar