Biasanya, lanjut Ratna, ia menyapa Grace saat jalan pagi.
Dikatakan Ratna, ia sering mengajak Grace untuk ikut lari pagi, namun korban disebut tak mau ikut.
"Karena saya suka jalan pagi, saya sering lewat sini. Beliau (Grace) lagi di depan mau buang sampahlah, nyapu. Karena sebagai tetangga dekat, rumah saya di depan situ, saya sapa dia," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua RW setempat, Herry Meidjiantono.
Herry menjelaskan, Grace dan David jarang kedatangan tamu dari luar, meskipun itu adalah keluarga sendiri.
Hal itu diketahui karena setiap tamu yang berkunjung ke perumahan, bakal dimintai kartu identitas, baik itu SIM atau KTP untuk ditukar dengan kartu akses masuk.
"Sejauh yang saya tahu tidak pernah ada tamu atau keluarga yang pernah berkunjung (ke rumah Grace)," ujar Herry.
Saking tertutupnya Grace dan David, keduanya tidak pernah terlibat dalam berbagai acara sosial di kompleks.
Bahkan, mereka menolak dimasukkan ke dalam grup WhatsApp (WA) warga.
"Kalau secara informasi dari warga sekitar, mereka itu tertutup dan tidak berkomunikasi dengan depan, dengan tetangga," terangnya.
Sebagai pengurus lingkungan, Herry mengaku tak pernah sekali pun mengobrol dan tatap muka dengan Grace dan David.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar