Mandra bersama Rano Karno, Suti Karno, dan pelawak legendaris Benyamin Sueb diminta menghibur Ibu Tien yang akan mengadakan acara di Taman Mini Indonesia Indah atau TMII.
“Pada saat gua sama Babe Benyamin diundang Ibu Tien, bersejarah juga ini. Presidennya Pak Harto, acaranya ini kumpulan ibu pejabat, diminta tampil di Taman Mini Indonesia Indah di gedung Sasono Langen Budoyo, kan dulu enggak semua orang bisa masuk situ dulu,” ucap Mandra seperti dikutip dari kanal YouTube Baba Mandra, Jumat (15/9/2023).
Namun, setelah mendapat dan menerima permintaan tersebut, Mandra bukannya senang malah menjadi was-was.
Mandra mengakui dirinya menjadi ketar-ketir karena ternyata untuk menghibur Presiden Soeharto dan Ibu Tien saat itu, banyak sekali protokoler dan pantangan yang harus dipahami.
Bahkan, kata Mandra, dirinya jadi rutin didatangi tentara tiap dua hari sekali setelah menerima undangan tampil tersebut.
Setiap tentara yang datang menemui Mandra selalu memberi tahu tentang larangan, aturan, dan semacamnya untuk dipatuhi oleh Mandra.
“Dari setelah dapet undangan tampil itu, gue jadi tahu, ‘pantes semua pelawak kalau main di depan Ibu Tien, depan Pak Harto enggak ada yang lucu, coba perhatiin dah’, lah gimana enggak mau tegang, dua bulan sebelum acara kita sudah di-booking istilahnya, dari mulai di-booking sampai dua bulan ke depan sampai jelang acara itu kita enggak pernah lepas, setiap dua hari didatengin, didatengin tentara dikasih tahu, diarahin ‘nanti ngomongnya begini, nanti caranya begini,’ lah itu pelawak cepirit bisa, gimana mau melawak hayo,” tutur Mandra.
Semakin dekat jelang hari acara digelar, Mandra mengatakan, intensitasnya bertemu tentara semakin sering, bahkan sampai sesaat sebelum melucu di depan Ibu Tien.
Sadar gaya melawaknya yang ceplas-ceplos, Mandra semakin berpikir bagaimana bisa tampil dengan lucu tetapi tetap mengikuti semua aturan dan arahan yang sudah disampaikan sebelumnya.
Saat itu, Mandra dan Benyamin Sueb yang kedapatan bagian melawak kebingungan mencari cara. Sementara, Rano Karno dan Suti Karno kebagian peran yang berbicara serius.
“Dari pertama dikasih tahu ‘enggak boleh ngomong begini, enggak boleh ngomong begitu’, makin lama, makin dekat acara makin rajin yang datengin, ntar dari sini, dari sini, protokolernya segala macem. Sampai pas datang di lokasi, ada sound tapi enggak boleh gede suaranya, kecil aja, biar enggak bikin ibu Tien kaget, pas sudah mau mulai masih aja dipaparin terus, kalau Rano Karno kali ya dia ngomong serius pantes, lah gue sama dia berdua-dua bingung, kita enggak melawak tapi emang tugas kita, mau melawak tapi juga bingung,” ucap Mandra mengenang.