Haji Faisal yang sudah 30 tahun berdagang di pasar Tanah Abang tak mengelak soal banyaknya pedagang yang sudah gulung tikar alias bangkrut lantaran tak bisa lagi menopang kerugian akibat sepi pembeli yang terus terjadi.
Haji Faisal menyebut, beberapa pedagang yang masih bertahan di tengah lesunya penjualan juga harus merasakan penurunan omzet per bulan yang saat ini sudah mencapai lebih dari 70 persen.
“Sudah banyak yang gulung tikar dan masih ada yang bertahan sekarang itu biasanya omzet 100 juta jadi Cuma 30 juta,” ucap Haji Faisal.
Konsekuensi dari penurun omzet yang terbilang drastis ini adalah beban operasional yang terasa semakin berat untuk ditopang para pedagang pasar Tanah Abang.
“Jadi biaya operasionalnya tidak menutup, jadi sekarang sangat berat,” ucap Haji Faisal.
Ada pun, Haji Faisal yang merupakan ayah Fuji An, Fadly Faisal, dan mendiang Bibi Ardiansyah ini sudah berdagang di pasar Tanah Abang sejak tahun 1992.
Haji Faisal menjadi pengusaha tekstil grosiran, sebagian besar barang dagangannya adalah kain tekstil.
Diketahui, kondisi pasar Tanah Abang belakangan menjadi perhatian karena kondisinya yang terus sepi dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi sepi ini pun membuat banyak pedagang berteriak karena khawatir usahanya tak bisa bertahan.
Kondisi sepinya pasar Tanah Abang juga sampai menarik perhatian Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki.
Teten Masduki sudah melihat dan mendengar sendiri kondisi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang lengang.
Baca Juga: Sahabat Benarkan Fuji dan Asnawi Pacaran, Haji Faisal Auto Bicara Soal Kriteria Calon Menantu Idaman
Teten menyebut, salah satu penyebabnya adalah produk dalam negeri tak bisa bersaing dengan produk impor yang dijual jauh lebih murah di platform e-commerce dan social commerce. (*)
Source | : | tribunsolo.com,Kompas.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar