"Ada luka di dada. Luka seperti sayatan atau bacokan ya. Kehabisan darah, jadi karena luka yang cukup parah hingga ada darah keluar banyak di rongga perut jadi mengenai hati," tuturnya.
Hasil autopsi berupa dokumen Visum et Repertum ini sudah diserahkan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati ke jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sebagai alat bukti.
Sehingga diharapkan dapat membantu jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur untuk mengungkap kasus, dan menentukan ada atau tidaknya unsur tindak pidana dalam kejadian.
"Jadi kebakarannya itu sudah luar biasa berat kemudian dari pendarahannya juga sudah luar biasa yang bisa menyebabkan kematian. Nanti penyidik yang akan mengembangkan itu," lanjut Hariyanto.
RS Polri Kramat Jati pun sudah menyerahkan jenazah CHR kepada pihak keluarga pada Senin (25/9/2023), atau setelah proses autopsi atas permintaan penyidik rampung dilakukan.
Sebelumnya, CHR ditemukan di dalam Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada Minggu (24/9) sekira pukul 19.40 WIB.
Lokasi CHR ditemukan sendiri bukan area sembarang karena merupakan wilayah ring satu, tapi korban dapat masuk karena merupakan anak perwira menengah (Pamen) TNI AU.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata mengatakan penemuan jasad CHR bermula dari dua orang saksi yang mendapati terjadinya kebakaran di Pos Spion.
"Peristiwa ini memang ada saksi yang mengetahui, dua orang. Dari saksi ini lah yang memberikan informasi, sehingga awalnya informasinya adalah kebakaran," kata Leonardus.
Sejak hari kejadian Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sudah melakukan olah TKP dan memeriksa delapan saksi, tapi hingga kini belum diketahui pasti penyebab kebakaran.
Leonardus menuturkan pihaknya sudah melibatkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk menyelidiki asal api yang melalap tubuh CHR, sehingga diharapkan ditemukan titik terang kasus.