GridHot.ID -Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sulbar sekaligus mantan atlet takraw nasional, Andi Pallawarukka, meninggal dunia.
Melansir tribun-timur.com, Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sulbar, Andi Pallawarukka, meninggal dunia.
Hal ini disampaikan sahabat Andi Pallawarukka, Syarief Amir, Rabu (27/9/2023).
Sebelum meninggal dunia, Andi Pallawarukka sempat bermain tennis.
"Ia terjatuh saat main tennis," ujarnya.
Sekedar diketahui, Andi Pallawarukka pernah menjabat Kepala Kanim Parepare dan Kanim Makassar.
Andi diketahui adalah seorang mantan atlet nasional cabang sepak takraw di era 80-an.
Andi Pallawarukka pernah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia.
Tahun 1985, dia dan timnya menyabet medali perunggu di ajang SEA Games di Bangkok.
Lalu, pada tahun 1987 dia kembali menyabet medali perunggu di ajang SEA Games di Filipina.
Melansir tribun-timur.com, atlet sepak takraw Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Pallawarukka meninggal dunia, Rabu (27/9/2023).
Hal ini dibenarkan Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sulsel Nukrawi Nawir.
“Informasi habis Magrib. Dia main tennis mungkin kecapean,” ujar Nukrawi Nawir melalui pesan WhatsApp.
Almarhum merupakan atlet yang mengharumkan nama Indonesia maupun Sulsel.
Nukrawi menceritakan, almarhum adalah tim inti sepak takraw Sulsel maupun di Timnas Indonesia.
Tidak diragukan lagi, ia sosok yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan sepak takraw Sulsel.
Tidak sedikit atlet yang dibantu oleh almarhum setelah pensiun dari dunia olahraga.
Karirnya berlanjut menjadi Pegawai Negeri Sipil di Imigrasi Makassar dan Kota Parepare.
“Beliau itu orangnya baik sekali, banyak atlet dia bantu saat masih menjabat sebagai kepala imigrasi,” jelas Sekum PSTI Sulsel itu.
“Waktu jadi atlet Sulsel dulu sangat luar biasa, pemain inti di Sulsel dan di Timnas. Dia memperkuat Indonesia tahun 90-an kemudian dia sudah keliling bertugas,” sambungnya.
Sosok Andi Pallawarukka begitu peduli dengan para atlet sepak takraw Sulsel.
Baik dari sisi pengembangan bakat maupun bantuan lainnya.
Nukrowi menilai bahwa almarhum tidak lupa dengan apa yang membesarkan namanya.
Walaupun mempunyai jabatan, tapi tetap mengingat atlet sepak takraw yang masih berjuang.
Orangnya sederhana tidak banyak berbicara namun tindakannya terlihat.
“Pokoknya almarhum itu peduli sesama. Tidak diragukan lagi kepeduliannya dari sisi sepak takraw untuk perkembangan, banyak atlet yang minta bantuan kepada almarhum,” ujar Nukrowi.
“Kita sangat kehilangan sosok yang seperti almarhum. Orangnya tenang, biasa saja walaupun menduduki jabatan,” tambahnya.
Kepergian satu atlet Sulsel ini menjadi suatu kehilangan dalam tubuh PSTI.
Nukrowi mewakili PSTI Sulsel berharap almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi-nya.
“Yang pasti yang berkecimpung di Sepak Takraw Sulsel merasa kehilangan sosok beliau. Kami berharap beliau diberikan tempat yang layak atas pengabdiannya selama ini,” pungkasnya. (*)