"Mengurus anak-anak yang mereka bukan anak kandung kita kan effort-nya lumayan," ujar Dhini.
"Apalagi ketemunya umur 18 tahun dengan segala sikap, perilaku, karakter, latar belakang yang beda-beda, effortnya cukup besar sekali, MasyaAllah," sambungnya.
Pada prinsipnya, Dimas dan Dhini menjalankan peran mereka sebagai orang tua asuh dengan sepenuh hati dan bukan hanya melakukan itu sebagai pengisi waktu luang.
"Kita menjalankan itu dengan rasa, jadi memang kita prinsipnya full heart, full time," kata Dimas.
"Kan kita enggak tahu masa lalu mereka, apa yang mereka lewati, kita kasih perhatian enggak selalu dengan lisan tapi dengan perilaku kita," imbuhnya.
Dengan memperlakukan mereka seperti keluarga antara orang tua dan anak, dengan sendirinya akan timbul rasa hormat.
"Akhirnya mereka ngerasa kok ada orang mau ngurusin gue yang bukan siapa-siapa, akhirnya tumbuh lah rasa respect, bukan hanya sebagai orang yang mengasuh di pondok itu, kekeluargaan," jelas Dimas.
"Pada dasarnya kita melakukan itu enggak punya strategi harus gimana, kita yakin niat kita baik, semua tergantung niat," sambungnya.
Karena itu, meskipun mereka sama-sama anak broken home dan tak memiliki pengalaman menjadi orang tua, pada 46 anak ini keduanya belajar menjadi orang tua yang baik.
"Kalau ada permasalahan ya kayak layaknya orang tua dan anak, itu yang dipelajari dan dialami sama kita, kita diskusinya satu-satu," ucap Dhini.
Mendengar cerita Dimas dan Dhini yang ikhlas belum punya keturunan dan memilih mengasuh anak, netizen memuji sikap keduanya.
"MasyaAllah menginspirasi sekali, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, aamiin," tulis akun ***cahaya3808.
"Yang lain sibuk pamer harta dunia mereka sibuk dengan tabungan akhiratnya," tutur yulia***.
"Terimakasih sangat menginspirasi. Mbak Dhini dan Mas Dimas menunjukkan bagaimana cara mendidik yang full heart dan full time sesungguhnya. Tanpa memandang background apapun. Yang terpenting niat dan keikhlasaan dalam melakukannya," tulis ***hirotulmabruroh.
(*)
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar