GridHot.ID - Penemuan jasad ayah dan anak bungsunya tewas membusuk di Koja menjadi sorotan.
Jasad ayah yang diketahui bernama Hamka (50) dan anaknya AQ (2) ditemukan di rumah mereka di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (28/10/2023).
Di saat yang bersamaan, istri Hamka berinisial NHF (32) dan anak sulungnya AD (4) ditemukan dalam kondisi hidup di dalam rumah tersebut, tetapi sudah lemas.
Melansir TribunJakarta.com, menurut keterangan tetangga bernama Fitra (36), istri Hamka dalam kondisi bingung saat dikeluarkan dari rumah tersebut.
"Istrinya kayak kebingungan gitu. Kan sempat duduk di warung saya, dikasih minum, air teh, biar bertenaga. Sama anaknya yang masih hidup (AD) di sini. Dikasih minum dulu, biar enggak dehidrasi," ujar Fitra.
Istri Hamka diketahui tak melaporkan bahwa suami dan anaknya tewasdi rumahnya.
Hal tersebut tentu saja membuat banyak pihak bertanya-tanya.
Melansir Kompas.com, ahli psikologi forensik, Reza Indragiri, menyoroti sikap istri Hamka yang tak melapor adanya orang tewas di rumahnya dan juga tidak meninggalkan kedua jenazah di sana.
Reza berpandangan, apabila sang istri memilih menjauh dari rumah justru akan mengirim pesan bahwa dia pelaku pembunuhan.
"Padahal, mungkin saja niatnya adalah familicide, yaitu kombinasi homicide (pembunuhan) dan berlanjut dengan suicide (bunuh diri). Polisi investigasi semuanya," ucap Reza kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Adapun familicide adalah peristiwa pembunuhan di mana seorang pelaku membunuh anggota keluarga.
Biasanya, pelaku yang melakukan familicide bisa berujung pada bunuh diri.
"Kalau pembunuhan, spekulasi ini tampaknya relevan. Toh, saya bayangkan, anak usia dua tahun tidak berpikir untuk bunuh diri. Jadi, mungkin dia dihabisi," ucap dia pada Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Menurut Reza, hal terpenting yang bisa dilakukan polisi adalah dengan menyisir satu per satu penyebab tewasnya kedua jasad itu.
Ada beberapa kemungkinan seseorang meninggal, yaitu karena penyebab alami, kecelekaan, bunuh diri, dan pembunuhan.
"Cek gawai mereka. Mungkin ada petunjuk berupa komunikasi antar-pihak. Mudah-mudahan TKP (tempat kejadian perkara) tidak tercemar akibat masuknya warga," ucap Reza.
Lebih lanjut, melansir TribunJakarta.com, istri Hamka saat ini belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan pun sangat berharap sang istri bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Karena, satu-satunya saksi yang sangat kita harapkan mumpuni adalah istrinya. Tapi, karena kondisi psikologisnya belum memungkinkan untuk pendalaman, maka tunggu. Mudah-mudahan bisa segera terungkap," kata Gidion.
Gidion memperkirakan kecil kemungkinan rumah tersebut dimasuki oleh orang tak dikenal selain pihak keluarga.
Terkait dengan CCTV, Gidion menyampaikan bahwa hanya ada rekaman di lingkungan sekitar, bukan di dalam rumah.
"CCTV di dalam rumah tidak ditemukan, yang ada CCTV dari lingkungan sekitar. CCTV baru diekstrak atau baru dibuka. Karena kita mengambil CCTV dari tanggal 18 (Oktober) ke sini," tuturnya.
"Kenapa 18? Karena dari jejak komunikasi, kurang lebih tanggal segitulah (korban Hamka) Rusdi berkomunikasi dengan keluarga," ucapnya lagi.
(*)