Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Anggaran Rp18 Ribu per Orang, Tahu Rebus dan Otak-otak Diklaim Sudah Pas Jadi Makanan Pencegah Stunting, Begini Kata Petugas Gizi

Siti Nur Qasanah - Kamis, 16 November 2023 | 16:13
Menu makanan pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok yakni tahu rebus dan otak-otak menjadi sorotan.
Instagram/@depok24jam

Menu makanan pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok yakni tahu rebus dan otak-otak menjadi sorotan.

GridHot.ID - Menu makanan pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok menjadi sorotan.

Bagaimana tidak, melansir unggahan di Instagram @depok24jam, menu mekanan pencegah stunting dalam program PMT itu hanya berupa tahu rebus dan otak -otak.

Program tersebut diketahui memiliki anggaran mencapai Rp4,9 miliar. Menyasar 9.882 balita stunting dengan nilai Rp18.000 per orang.

Terkait hal itu, melansir Kompas.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, PMT untuk balita sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Jadi kita punya pedoman dari Kemenkes, ini ada buku keluarga sehat isinya menu-menu. Satu lagi buku resep masakan keluarga terbitan dari Unicef dan buku resep makanan lokal dari Kemenkes. Jadi dua buku ini yang menjadi rujukan kami, Dinas Kesehatan dan puskesmas," jelas Mary kepada wartawan di Depok, Rabu (15/11/2023).

Petugas gizi puskesmas Pengasinan, Anita Yuningsih, juga berbicara perihal menu tahu rebus dan otak-otak.

Anita mengatakan menu tahu kukus sudah berdasarkan resep yang disusun dari buku Unicef.

Meski tampak seperti tahu biasa, menurut anita, tahu tersebut dalam proses pembuatannya sudah dicampur dengan sumber protein lain seperti putih telur dan daging ikan.

"Yang kemarin menjadi masalah, kayak tahu kukus ini, kita memang berdasarkan resep yang disusun dari buku Unicef," jelas Anita dalam kesempatan serupa.

"Jadi yang kelihatannya tahu, itu ada daging ikan, putih telur. Jadi kalau kita hitung per porsinya, itu ada kandungan 180 kalori dan 12 gram protein," lanjutnya.

Begitu pun dengan menu otak-otak, yang telah menyesuaikan kandungan gizi sesuai kebutuhan usia balita.

Baca Juga: Kuras Anggaran Rp4,4 Miliar, Menu Pencegah Stunting Pemerintah Depok Cuma Tahu Sawi, Ngaku Nurut Petunjuk Kementerian Kesehatan!

"Terus dua biji otak-otak, sebenarnya ini murni ikan dan daging ayam. Kalau kita lihat, satu porsi itu sama kandungnya 9-11 gram protein," jelas dia.

Anita memastikan hidangan PMT dalam bentuk kudapan buat balita ini sudah diproses sesuai standar resep patokan Dinas Kesehatan Kota Depok.

"Dasar kami adalah buku standar resep ini karena memang ada standar kebutuhan gizi yang harus kita penuhi," ujar dia.

"Kami berusaha menyusun menjadi satu master menu yang bisa dipakai oleh teman-teman puskesmas dan katering untuk diberi kepada balita, dan tentu saja harus disesuaikan dengan standar umur si balita," tutur dia.

Tidak Layak

Melansir Kompas.com, anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman mengaku heran dengan menu pencegah stunting yang disajikan.

Ikra mempertanyakan kandungan gizi dalam makanan tersebut, mengingat program PMT seharusnya bertujuan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Depok.

"Sangat tidak layak, enggak ngerti apa pertimbangannya," kata Ikra saat dihubungi, Rabu (15/11/2023).

Menurut Ikra, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok seharusnya memberikan menu makanan yang bergizi, misalnya telur, ikan, atau daging.

Terlebih, program tersebut menelan anggaran sekitar Rp4,4 miliar, dengan perincian Rp18.000 untuk satu paket makanan.

"Ini seolah-olah ingin menggugurkan kewajiban saja, padahal anggarannya itu hampir Rp4,4 miliar," kata dia.

Baca Juga: Terlilit Pinjol Rp 100 Juta, Ibu di Depok Tega Jual Putrinya yang Masih SMP ke Pria Mesir, Ngaku Kenal di Tempat Fitness

"Yang namanya tambahan itu mesti diukur, yang biasanya ada di rumah tangga, nasi ada, tahu tempe biasanya ada. Nah yang enggak ada apa? Itu yang harus ditambahin dong, susu, buah, atau tambahan telur, ikan, daging," imbuh Ikra.

Ikra menuturkan, makanan yang diberikan pun tak harus menu yang sudah matang.

"Kan makanan tidak harus yang dimasak, bisa saja (diberikan) yang mentah biar dimasak," tutur dia.

Ikra pun geram karena Pemkot Depok terkesan asal-asalan menyiapkan menu makanan pencegah stunting.

"Anggaran Rp4,4 miliar maka harus punya impact terjadi peningkatan nutrisi warga. Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Ini kalau jadi konten TikTok sound-nya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," celetuk dia.

(*)

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x