Dalam kondisi hamil 6 bulan, dokter Qory rupanya jalan kaki dari rumahnya di kawasan Cibinong ke kantor P2TP2A.
"Dia takut. Posisi hamil jadi butuh perlindungan, agar bisa stabil dan berpikir logis," katanya.
Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah luka di bagian tubuh dokter Qory.
"Ada di paha dan punggung karena ditendang," katanya.
Bahkan dokter Qory masih sering merasa pusing karena kepala dan lehernya diinjak Willy.
Selain fisik, psikis Qory pun ikut terganggu akibat KDRT dari Willy Sulistio.
"Trauma cukup berat," kata Saryuni.
Selama diinapkan, petugas P2TP2A menyarankan agar dokter Qory melaporkan suaminya, Willy ke polisi.
"Awalnya sudah kita ajak ke sini (kantor polisi)," katanya.
Namun dokter Qory enggan karena ia masih merasa sayang pada Willy.
"Dia gak mau, karena sangat sayang sama suaminya," kata Saryuni.
Qory tak tega bila nanti Willy dihukum karena melakukan KDRT.