Dirangkum dari TribunJatim, Sprio Handono adalah pemilik lama rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang jadi TKP penemuan kerangka Fitriani.
Diketahui, Suprio merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara.
Saat usianya masih jauh lebih muda, Suprio merantau ke Sulawesi Tenggara.
Di sana, ia menikahi Fitriani, yang adalah perempuan asal Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Keduanya pun baru kembali ke Blitar pada 2016.
Dari pernikahannya bersama Fitriani, Suprio memiliki seorang anak laki-laki yang kini sudah berusia 7 tahun.
Setelah kembali ke Blitar, SH bekerja sebagai petani sambil membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dirinya dan Fitriani juga pernah membuka usaha produksi tempe, meskipun tidak bertahan lama.
Sebelumnya menurut pemaparan Kapolsek Ponggok AKP Sujarwo, awal mula Handono gelap mata hingga tega menghabisi Fitriani adalah karena sikap sang istri.
Saat itu Fitriani cekcok hebat dengan Handono.
Fitriani terang-terangan ingin meninggalkan sang suami dan lebih memilih selingkuhannya.