GridHot.ID - Pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh pada Minggu (10/12/2023).
Meski demikian, kedatangan pengungsi Rohingya ini ditolak keras oleh warga Gampong Lamreh.
Alhasil, para pengungsi Rohingya ini akhirnya diangkut dan dipindahkan ke tempat ini.
Melansir tribunnews.com, warga membawa 135 pengungsi Rohingya ke kantor Gubernur Aceh, Senin (11/12/2023) pagi.
Pengungsi Rohingya tersebut sebelumnya mendarat di pesisir Aceh Besar, Minggu (10/12/2023).
Hingga pukul 09.00 WIB pagi tadi, orang-orang Rohingya ini masih berada di depan pagar dekat gerbang Kantor Gubernur Aceh.
Amatan Serambinews.com, keberadaan para Rohingya di depan Kantor Gubernur Aceh ini sempat menimbulkan kemacetan, hingga ke traffic light di Simpang Masjid Oman, Lampriek.
Sejumlah polisi dari satuan Lalulintas dan Shabara, terlihat berjaga-jaga di lokasi, mengatur lalu lintas, serta menjaga ketertiban.
Para pengungsi Rohingya ini terlihat didudukkan dalam satu kelompok yang diberi pembatas garis polisi atau police line, di atas drainase yang berada di Kantor Gubernur Aceh.
Beberapa relawan terlihat bekerja keras membagikan makanan dan minuman kepada orang-orang yang oleh PBB disebut sebagai manusia paling teraniaya di dunia ini.
Satu mobil minibus milik Palang Merah Indonesia (PMI) juga terlihat terparkir di pinggir jalan tempat pengungsi Rohingya ini berada.
Informasi diperoleh Serambinews dari relawan di lokasi, sebanyak 135 pengungsi Rohingya ini mendarat di pantai kawasan Krueng Raya Aceh Besar, pada Minggu (10/12/2023) pagi.
Karena ada penolakan warga, mereka kemudian dibawa ke Banda Aceh, dan sempat hendak diserahkan ke kantor imigrasi di Banda Aceh.
Namun, lagi-lagi karena penolakan warga, para pelarian perang di Rakhine Myanmar ini kemudian dibawa ke Kantor Gubernur Aceh.
Hanya beberapa saat di lokasi, orang-orang Rohingya ini kembali dibawa ke Saree, dan hendak ditempatkan di Camp Pramuka, Saree, Aceh Besar.
Namun, lagi-lagi terjadi penolakan dari warga sekitar, sehingga menjelang dinihari tadi, dibawa kembali ke depan Kantor Gubernur Aceh, di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh.
Saat Serambinews.com berada di lokasi, sekira pukul 8.30 pagi tadi, tidak terlihat petugas UNHCR di lokasi.
Hanya ada beberapa relawan dari LSM lokal, PMI, dan RAPI yang terlihat bekerja keras menangani para Rohingya ini.
“Kami dari tadi malam belum tidur mengurus mereka. Kasihan juga. Tapi kita juga tidak bisa salahkan warga yang menolak. Yang kami sesalkan, pihak UNHCR tidak hadir di sini, saat ini,” ungkap relawan LSM lokal yang tak mau disebutkan namanya ini.
Dilansir dari Serambinews.com, sebanyak 137 imigran Rohingya yang ditolak di Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar dan diantar ke halaman kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (10/12/2023) malam, kini sudah ke tempat lain.
Tepatnya mereka diangkut ke camp Bumi Perkemahan Pramuka (Sout Camp) Saree, Aceh Besar, untuk ditampung sementara bersama pengungsi Rohingya lainnya di sana.
Seratusan pengungsi Rohingya ini diangkut mengunakan empat truk milik BPBA, Satpol PP, dan TNI.
Imigran Rohingnya yang Diantar ke Halaman Kantor Gubenur Aceh Akan Ditampung ke Camp Pramuka Saree
Seperti diberitakan sebelumnya imigran Rohingya yang ditolak di Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar dan diantar ke Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (10/12/2023) malam, akan ditampung sementara.
Ya, ditampung sementara di camp Bumi Perkemahan Pramuka (Sout Camp) Saree, Aceh Besar.
Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto SSTP MM, menyampaikan hal ini ketika menjawab wartawan di halaman depan Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (10/12/2023) malam.
Muhammad Iswanto mengatakan pihaknya bersama Satgas Pemerintah Aceh akan mengatarkan manusia perahu ke sana mengunakan mobil angkutan.
Di sana, kata Iswanto, mereka akan ditempatkan bersama para pengungsi Rohingya lainnya yang duluan mendarat di Aceh.
BREAKING NEWS - Warga Lamreh Aceh Besar Tolak Imigran Rohingya, Antar ke Kantor Gubernur Aceh
Sebelumnya diberitakan warga Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, yang menolak kedatangan 135 imigran Rohingya ke kampung mereka, akhirnya mengantar imigran Rohingya tersebut ke halaman Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Amatan Serambinews.com, warga Rohingya itu tiba di kantor Gubernur Aceh sekitar pukul 20.30 WIB.
Mereka diantar menggunakan dua truk dan satu pikap.
Tiba di Kantor Gubernur Aceh, para manusia perahu itu langsung tergeletak di teras depan.
Hingga kini belum diketahui kemana warga Rohingya tersebut akan ditampung dan di Kantor Gubernur Aceh juga belum ada pihak yang bertangung jawab.
Warga Lamreh Aceh Besar Kasih Waktu Keberadaan Pengungsi Rohingya Sampai Sore, Kalau Lewat, Usir!
Sebelumnya diberitakan Warga Gampong Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, menolak keras kedatangan pengungsi Rohingya dan meminta UNHCR memindahkan mereka ke tempat lain.
Terjadi perundingan yang sangat alot saat warga setempat berbincang dengan UNHCR usai pengungsi Rohingya tiba di melalui pantai di kawasan mereka, Minggu (10/12/2023) pagi.
"Kalau kami bilang tidak, tidak," ucap Jali, Warga Lamreh dengan nada keras.
"Tidak ada musyawarah, lanjut aja terus," sambung warga lainnya.
Sementara Sekretaris Desa (Sekdes) Lamreh, Hasmadi Khadafi, memberikan waktu hingga pukul 16.00 WIB sore pengungsi Rohingya berada di desanya.
"Lewat dari situ, kita usir paksa," kata Khadafi.
Sikap UNHCR
Sementara Kepala Kantor UNHCR Indonesia, Ann Mayman melalui Protection Associate Faisal Rahman mengatakan, pihaknya hanya bisa menjamin makan dan kebutuhan para pengungsi.
Sementara mengenai tempat dan langkah penampungan selanjut, UNHCR menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah.
"Kita tetap menunggu petunjuk dari pemerintah, kita tak punya kuasa soal tempat, kita hanya ikut saja," kata Faisal.
Sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar, namun hingga sore belum ada keputusan yang bulat.
Perwakilan UNHCR Aceh itu juga sudah memberikan tawaran solusi penampungan, seperti di lokasi Bumi Perkemahan Pramuka (Sout Camp) Saree, Aceh Besar.
Kemudian penampungan sementara Blang Ado Aceh Utara serta Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe.
"Intinya UNHCR menunggu arahan pemerintah daerah," pungkasnya. (*)