Hasil tes darah anak bungsu Jedar itu juga menunjukkan hal yang tak wajar.
"Yang ambil darah yang paling kasihan, karena ambil darahnya sampai 3 botol. Satu yang botol gede itu buat kultur darah, dan ternyata hasil darahnya tuh CPR sama apanya tuh tinggi banget," tutur Jedar.
Oleh karena itu, dokter kemudian menyarankan agar Baby Don dirawat inap di rumah sakit.
Akan tetapi, Jedar meminta izin kepada dokter yang menangani anaknya agar Baby Don rawat jalan di rumah terlebih dahulu.
Bukan tanpa alasan, Jedar mengaku khawatir anaknya tak nyaman dengan suasana di rumah sakit.
"Waktu itu dokter langsung nyaranin rawat inap aja, karena infeksinya tinggi. Jadi lebih baik dirawat di rumah sakit."
"Tapi waktu itu aku mohon-mohon ke dokter masih bisa nggak kemungkinan kalau rawat di rumah dulu karena kasihan kalau dirawat di rumah sakit kan tempatnya baru, terus nggak nyaman. Takutnya bukannya nyaman, dia malah nangis terus," terang wanita 35 tahun itu.
Hingga akhirnya dokter yang menangani Baby Don menyetujui permohonan Jedar, namun dengan sebuah catatan.
"Akhirnya dokter kasih kesempatan malam itu, kalau misalkan masih demam mau nggak mau besok paginya harus rawat inap," katanya.
Lebih lanjut, Jedar mengaku mendapat mukjizat dengan keadaan Baby Don yang kini terus membaik.
"Tapi yaudah kita berdoa, malam itu mukjizat terjadi, Don nggak demam lagi dan ya udah sampai hari ini membaik," ungkap Jedar.
Kini, Jedar mengaku benjolan di leher anaknya sudah mengecil dan Baby Don sudah kembali diliputi kebahagiaan.