Selain itu, penyakit infeksi kulit menghantui para pengungsi karena minimnya air bersih di tempat pengungsian.
Dikutip dari TribunTrends, menurut kesaksian Ardi, kondisi pengungsi makin memprihatinkan karena tidak ada bantuan yang memadai dari pemerintah.
Bantuan untuk pengungsi hanya didapat dari UNHCR dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Lokasi kedua yang didatangi Ardi yaitu pengungsian di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Lampriet, Banda Aceh.
Pengungsi yang ditolak di pesisir pantai dibawa ke sana menggunakan truk.
Menurut Ardi, pemindahan para pengungsi diwarnai lemparan warga setempat.
"Kemudian mereka ditaruh di basement, di sana saya nemuin mereka, ada penjagaan polisi, saya didampingi UNHCR," ujarnya.
(*)