Usai mengunduh aplikasi pinjol tersebut Veri AFI melakukan verifikasi. Namun setelahnya ia mengurungkan niat untuk meminjam uang, lantaran tenor yang sangat besar.
Namun sayang data pribadinya terlanjur tersimpan dan dimanfaatkan oleh oknum aplikasi pinjol untuk menipunya hingga pada akhirnya ia mendapat tagihan. Padahal Veri tidak jadi meminjam uang tersebut. Dengan begitu oknum itu pun terus meneror data pribadi Veri untuk disebarkan. Sebab saat dihubungi, sang oknum mengirimkan semua data pribadi miliknya.
"Mulai dapat teror tagihan fiktif pertama itu tanggal 14 Desember. Awalnya saya pikir hanya percobaan oknum biasa, lalu ketika saya abaikan dia mulai mengirimkan data foto KTP dan foto wajah," urai Veri.
"Di situ saya merasa ini mulai serius. Saya tanya kapan pinjamnya karena saya tidak pernah meminjam dan tidak pernah dengar nama aplikasinya," lanjutnya.
Takut data pribadinya semakin disebarluaskan, Veri pun berusaha untuk membayarnya. Namun keesokan harinya, ia justru banyak menerima tagihan fiktif lainnya.
Bahkan Veri mengklaim menerima uang yang tidak jelas darimana.
"Keesokan harinya mulai banyak tagihan-tagihan fiktif serupa, di situ saya mulai mengecek history mobile banking saya. Ada beberapa jumlah uang yang masuk beberapa hari sebelumnya," ungkap Veri.
"Di tanggal 21 pagi saya mendapat tagihan fiktif dengan nama Dana Emas, setelah chat panjang akhirnya saya bayarkan via transfer mobile banking," lanjutnya.
Tidak berhenti di situ, aplikasi lainnya justru ikut memberikan tenor kepada dirinya dan terus mendapatkan modus pemerasan.
"Di hari itu saya menemukan satu aplikasi induk dengan nama KREDIT DIGITAL, didalamnya saya memiliki satu aplikasi pinjaman dengan nama produk/pendanaan/aplikasi MUDAH CEPAT," kata Veri.
"Terus dia mengancam akan sebar data dan mengancam akan memanipulasi data saya di banyak aplikasi," sambungnya.