Dalam penelitian tersebut dijelaskan adanya fenomena turbulensi di udara yang mengancam keselamatan penerbangan.
Fenomena tersebut dipicu oleh perairan Laut Jawa yang lebih cepat hangat dengan menghangatnya lapisan atmosfer di atasnya dibandingkan Laut Flores.
Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan tekanan udara karena tutupan awan sebagai dampak dari penguapan.
Perbedaan tekanan udara yang secara tiba-tiba inilah yang menghasilkan fenomena turbulensi pada pesawat.
Sementara terkait tenggelamnya kapal dipicu oleh pertemuan dua arus di wilayah segitiga Masalembo. (*)