Krisnha mengatakan, mayat perempuan itu ditemukan dalam kondisi tertelungkup dan ada luka lebam, diduga karena korban sudah lama meninggal.
"Saat kami temukan, ada seorang perempuan dalam kondisi tersungkur dan kelihatan kondisinya lebam. Masih berbusana," kata Krisnha.
Hasil pemeriksaan sementara, penyidik tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad wanita tanpa identitas itu.
"Dari pengamatan kami, kemarin juga ada beberapa saksi yang ikut lihat, secara kasat mata sejauh ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," katanya.
Meski begitu, jasad wanita itu masih harus menjalani autopsi guna penyelidikan lebih lanjut.
Saat ini, jasad berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Makanya kami menunggu nanti proses dari visum atau otopsi luar dan dalam," ujar Krisnha.
Lebih lanjut, Krisnha mengatakan, diduga jasad dalam peti kemas berasal dari wilayah Indonesia Timur.
"Saat ini, kami masih proses pendataan, termasuk permintaan tracking kontainer tersebut. Memang ada penyampaian awal saksi. Sepengetahuan dia sebagai pihak keamanan di sana, menyampaikan dari rekam jejak kontainer itu, memang dari wilayah (Indonesia) Timur. Tapi kami perlu pastikan kembali ya," katanya.
Krisnha menambahkan, peti kemas yang berlokasi di terminal bongkar muat 01 Perca Tanjung Priok itu sudah ada di darat sejak Desember 2023.
"Dari penelusuran kami, dari tiga orang yang kami periksa, bahwasannya peti kemas ini sejak akhir bulan Desember 2023 berada di Jakarta. Namun lebih tepatnya kami masih proses permintaan data dari pihak perusahaan yang melakukan kegiatan bongkar muat ini," lanjutnya.