"Saya jemput dia ke kampus, saya lihat dia sama cowok," ucap Argyan Abhirama dikutip TribunJakarta dari video yang viral, pada Jumat (19/1/2024).
Argyan Abhirama yang marah lalu meminta KRA untuk datang ke rumah kontrakannya.
KRA akhirnya datang menggunakan sepeda motor seorang diri.
"Saya suruh dia ke rumah saya, kontrakan orang tua saya sama saya," kata Argyan Abhirama.
Di dalam rumah kontrakan tersebut, KRA dan Argyan Abhirama terlibat cekcok.
Argyan Abhirama mengaku merasa emosi. Ia lalu menyeret KRA ke dalam kamar.
Pemuda tersebut kemudian mencekik KRA hingga meninggal dunia.
"Di rumah kontrakan saya, saya cekcok berdua. Akhirnya saya emosi, saya khilaf, saya cekik," katanya.
Argyan Abhirama mengaku saat dicekik, KRA sempat melawan.
"Ngelawan dia pak," ujar Argyan Abhirama.
Argyan Abhirama kemudian meminta maaf kepada keluarga korban.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya sama keluarga, saya khilaf," ucapnya.
Luka-luka di Tubuh KRA
Saat ditemukan, korban memiliki luka bekas cekikan dan luka goresan.
"Luka bekas cekikan akibat dicekik di leher," kata Kaur Humas Polres Depok Iptu Made Budi.
Tidak hanya itu, polisi juga menemukan luka gores pada wajah korban.
Made mengutarakan, luka tersebut diduga akibat goresan kuku pelaku.
"Ada luka gores di wajah, goresan tipis. Kemungkinan itu luka gores kuku," tambah Made.
Mayat korban ditemukan pada Kamis (18/1/2024) sekitar pukul 17.20 WIB oleh ibunda Argyan Abhirama, FT.
Penemuan korban terjadi 15 menit seusai FT menerima pesan singkat dari pelaku.
Argyan Abhirama ditangkap Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Depok di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat.(*)
Source | : | TribunnewsBogor.com,TribunTangerang.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar