GridHot.ID - Rekonstruksi pembunuhan bocah di Boltim telah digelar pada Jumat (2/2/2024) kemarin.
Pada saat rekonstruksi tersebut, terdapat kejadian yang menarik perhatian masyarakat.
Pelaku pembunuhan TAM sempat dijambak rambutnya hingga membuatnya terjungkal.
Melansir tribun-video.com, kasus pembunuhan bocah di Boltim sempat menjadi sorotan di media sosial.
Korban berinisial TAM (8) ditemukan tidak bernyawa di kebun kelapa milik warga setelah sebelumnya dinyatakan hilang seharian.
Setelah ditelusuri, ternyata korban dibunuh oleh sanak keluarganya sendiri yang bernama Arnita Mamonto alias Aning
Pelaku rupanya tinggal tidak jauh dari rumah korban, tepatnya di Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim.
Kejadian pembunuhan itu terjadi di kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut), pada Kamis (18/1/2024) siang.
Pelaku mengakui perbuatannya karena mengincar perhiasan yang dikenakan korban.
"Pelaku tinggal hanya beda sipat halaman rumah," ujar sumber resmi dari kepolisian, Jumat (19/1/2024).
Korban yang berinisial TAM sempat berteriak "Bunda" sebelum tewas dibunuh pelaku.
Hal itu diungkapkan pelaku saat konferensi pers di Polres Bolaang Mongondow Timur (Boltim) pada Jumat (19/1/2024).
Dilansir dari TribunnewsBogor.com, tersangka pembunuhan anak kecil, AM alias Aning, kena jambak saat rekonstruksi di depan polisi.
Meski dijaga ketat, namun rupanya masih ada orang yang berhasil melampiaskan emosinya dengan cara menjambak rambut Aning.
Aning diketahui telah ditetapkan sebagai tersangka usai membunuh bocah 8 tahun, TAM.
Jasad korban yang merupakan keponakan Aning ditemukan di kebun kelapa milik warga dekat Desa Tutuyan III, Boltim, Sulut, Kamis (18/1/2024).
Berdasarkan hasil penyelidikan ternyata Aning yang menghabisi nyawa TAM.
Ia nekat membunuh demi merampas perhiasan milik TAM demi dibelikan handphone baru.
Polisi pun lantas menggelar reka ulang atau rekonstruksi sebagai lanjutan proses hukum.
Rekonstruksi digelar di halam Mapolres Boltim pada Jumat (2/2/2024).
Polisi turut menghadirkan tersangka, Aning dan 11 saksi dalam rekonstruksi ini.
Aning terlihat mengenakan baju tahanan warna orange.
Selama memperagakan 50 adegan, Aning turut disaksikan keluarga korban. Aning pun dijaga ketat oleh polisi.
Ketika sedang berdiri, ada seseorang dari arah belakang menjambak rambut Aning.
Aning langsung terjungkal ke arah belakang. Polisi pun dengan sigap langsung mengamankan Aning dan orang yang menjambaknya.
"Astaghfirullah ngana lagi orang tua (Astaghfirullah kamu juga orang tua), npe hati di mana sampe tega ngana p cara b bunung bgitu (di mana hatimu sehingga kamu tega membunuhnya dengan cara seperti itu)," teriak masyarakat dari belakang garis polisi.
Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi mengungkap pertimbangan menggelar rekonstruksi bukan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kami mempertimbangkan rekonstruksi di depan polres," katanya.
Menurut Sugeng selama satu jam rekonstruksi berjalan secara kondusif.
"Berjalan dengan kondusif," katanya.
Sebelumnya, AKBP Sugeng Setyo Budhi mengatakan, pelaku juga sudah berniat membunuh korban sejak tiga hari sebelumnya.
Dia mempersiapkan pisau yang sudah diasah dengan sangat tipis dan tajam.
"Itu seperti pisau dapur besar tapi sudah di modifikasi mbak, sangat tipis dan tajam," ujarnya.
Kemudian AM melihat TAM dan ibunya masuk ke rumah nenek korban pada Kamis, pukul 10.30 WIB.
"Saat itu pelaku langsung berniat untuk membunuh korban agar bisa mendapatkan perhiasan milik korban. Kemudian pelaku pergi ke rumah nenek korban. Sesampainya di sana, pelaku mengajak korban untuk pergi ke rumah pelaku,” kata Sugeng, Jumat (19/01/2024).
Saat korban sudah di rumah pelaku AM, pelaku kemudian menitipkan anaknya ke rumah tante pelaku.
Pelaku pulang lagi ke rumah dan mengajak korban mengambil sayur di belakang rumah.
Pelaku sudah membawa pisau dari rumah. Sekitar pukul 11.00 Wita, pelaku bersama korban berjalan kaki pergi ke Lorong Baret, Desa Tutuyam Tiga, Kecamatan Tutuyan, Boltim, tepatnya di jalan kompleks Pasar Tutuyan.
Karena merasa lelah, korban meminta pelaku untuk menggendongnya.
Korban sempat digendong pelaku.
Saat AM merasa aman dan tidak ada orang, pelaku menurunkan korban dari gendongannya dan mendorong korban sampai jatuh ke tanah.
“Pelaku menindih korban sehingga susah bergerak. Kemudian pelaku menutup mulut korban dan menggorok leher korban," ungkap Sugeng.(*)