Pj Bupati Nduga juga sering mendapatkan ancaman bahkan serangan dari anggota KKB yang diduga diperintah oleh Egianus Kogoya.
"Sudah sering. Hampir mati juga karena helikopter bupati ditembakkan KKB," jelasnya.
AKBP Bayu Suseno menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengedepankan negosiasi dalam upaya pembebasan pilot Susi Air.
"Apabila upaya itu gagal, maka kami akan lakukan upaya hard approach. Namun harus benar-benar diperhitungkan dengan baik agar tidak jatuh korban dari sandera maupun dari masyarakat sipil lainnya," tambahnya.
Dalam kesampatan lain, melansir Kompas TV, AKBP Bayu Suseno mengatakan bahwa ada indikasi KKB pimpinan Egianus Kogoya akan menyandera istri pilot Susi Air.
Kasatgas Humas Damai Cartenz itu mengatakan KKB sempa meminta agar didatangkan istri pilot Susi Air. Namun, hal itu tidak ditanggapi.
Sebab, menurut AKBP Bayu Suseno, permintaan KKB tersebut merupakan propaganda. Padahal, kalau didatangkan ke Nduga, Papua, maka akan disandera.
"Itu propaganda yang dilakukan KKB dengan harapan bila istri Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu datang ke Nduga maka akan disandera," kata AKBP Bayu Suseno di Jayapura, Rabu (1/2/2024).
AKBP Bayu Suseno menambahkan, untuk upaya pembebasan sandera, hingga kini aparat TNI dan Polri masih mengedepankan negosiasi dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya tersebut.
Proses negosiasi itu, kata dia, dilakukan oleh Penjabat Bupati Nduga karena memiliki kedekatan kekerabatan dengan Egianus Kogoya.
Dalam melakukan negosiasi, berbagai upaya komunikasi sudah dibuka.
"Namun sampai hari ini belum ketemu kesepakatan terkait pembebasan pilot yang ditawan sejak tanggal 7 Februari 2023," kata AKBP Bayu.
Bayu pun menambahkan, Satgas Damai Cartenz 2024 lebih mengedepankan upaya soft approach dengan pertimbangan kemanusiaan dan keselamatan pilot tersebut.
"Mudah-mudahan berbagai upaya yang dilakukan dapat membantu proses pembebasan sandera yang berprofesi sebagai pilot Susi Air," ucap AKBP Bayu Suseno.
Adapun Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Phillip Mehrtens, disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga.
(*)
Source | : | Kompas TV,Tribun-Papua.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar