Setelah itu, pelaku tiba-tiba mengajak kakaknya melapor ke Ketua RT jika terjadi pembunuhan di rumah sebelah mereka dan berpura-pura jadi saksi.
Ia mengaku melihat pelaku sekitar 10 orang.
"Iya ini terungkap karena pelaku melapor ke RT bersama kakaknya, saat ke rumah Pak RT dia sudah mandi, ganti baju, dan parangnya sudah dicuci, hanya saja saat kami konfrontir pernyataannya tidak sesuai dan akhirnya mengakui perbuatannya," turut Kapolres.
Meski motifnya masih dalam pendalaman, namun atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 sub 338 sub 36 juncto 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Selain motif dugaan pencurian, pelaku diduga emosi gegara helm yang dipinjam korban belum dikembalikan hingga persoalan asmara.
"Hingga saat ini dari analisa kami masih ada sejumlah kemungkinan motifnya. Yang sementara ini diakui oleh yang bersangkutan itu memang karena dendam, berawal seringnya cekcok karena masalah ayamlah, juga pihak korban anak pertama (R) ini pinjam helm 3 hari tidak dikembalikan," katanya.
Selain itu, pelaku juga mengaku pernah berpacaran dengan anak pertama korban.
Pelaku pun diduga cemburu sebab anak pertama korban saat ini sudah memiliki pacar baru. Namun, pelaku membantahnya.
"Demikian informasi lain bahwa pelaku dan korban pernah berpacaran. Ternyata pihak korban punya pacar lain. Mungkin juga ada unsur itu. Ini masih kami dalami lagi (nanti) setelah pelaku ini stabil," ucapnya.
(*)