"(Peralatan) dapur tumpah semua, kaca rias pecah," katanya seperti dilansir Kompas.com.
Dian dan keluarganya tidak berada di rumah saat gempa yang berpotensi tsunami itu melanda.
Ketika tiba di tempat tinggal mereka di lantai 3, dia melihat barang-barang sudah berjatuhan ke lantai.
“Tadi saya pulang, mixer menyala berputar-putar, kaca-kaca terbuka sebagian, televisi semua jatuh ke lantai,” tambah dia.
Saat ini, dia bersama keluarga dan 12 orang lainnya mengungsi ke masjid tersebut yang lokasinya lebih tinggi daripada kawasan lainnya.
Menurut Dian, ada juga WNI yang mengungsi di aula-aula publik milik pemerintah setempat.
Gempa tak mengakibatkan barang-barang di masjid berjatuhan.
Sebab, tidak banyak barang di masjid tersebut, hanya buku-buku dan Al Quran yang jatuh ke lantai.
Guncangan dahsyat juga sempat dirasakan WNI di prefektur lain seperti Tottori.
Sejumlah WNI di Prefektur Toyama juga tengah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Pemerintah setempat mengimbau agar pengungsi tetap di area pengungsian dan tidak boleh pergi ke tempat yang lebih rendah.