GridHot.ID - Devara Putri Prananda (24) caleg DPR RI menjadi otak pembunuhan wanita bernama Indriana Dewi Eka (25).
Seperti diketahui, Indriana Dewi tewas usai dibunuh orang bayaran kekasihnya Didot Alfiansyah dengan selingkuhannya Devara Putri yang merupakan caleg DPR RI.
Di saat itulah, para pelaku masih menggunakan ponsel korban untuk berkomunikasi dengan keluarga.
Salah satunya, pelaku diduga mengirim sate untuk keluarga korban.
Melansir Kompas.com, Indriana dibunuh di Bukit Pelangi, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (20/2/2024).
Jasadnya kemudian dibuang di belakang Tugu Gajah, Kota Banjar, Jabar, Jumat (23/2/2024).
Tiga pelaku berinisial DA dan DP (perempuan), sepasang kekasih yang merencanakan pembunuhan, serta MR, yang merupakan eksekutor.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, pembunuhan dilatarbelakangi cinta segitiga antara DA, DP, dan Indriana.
Diketahui bahwa DA, DP, MR, dan Indriana merupakan teman.
"Ya, kira-kira seperti itu (cinta segitiga). Jadi karena cemburu pelaku melakukan ini (pembunuhan)," ujar Surawan usai olah TKP di Jalan Bukit Pelangi Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jabar, Jumat (1/3/2024).
Surawan menjelaskan, DA dan DP merupakan sepasang kekasih. Namun, di saat bersamaan, ternyata DA juga tengah menjalin hubungan dengan Indriana.
Hubungan yang sudah berlangsung selama tujuh bulan itu rupanya diketahui oleh DP.
DP kesal dan berencana menghabisi Indriana pada pertengahan Februari 2024.
DP kemudian meminta DA untuk menghabisi Indriana. DA mau dan meminta MR membantunya.
"Perempuan (DP) ini lah yang meminta pelaku (MR) untuk melakukan pembunuhan terhadap korban," ujarnya.
Dalam melancarkan aksinya, DA dan MR pura-pura mengajak korban pergi jalan-jalan dari Jakarta ke Sentul, Bogor, menggunakan mobil Avanza yang disewa, Selasa (20/2/2024).
Ketika tiba di kawasan Bukit Pelangi Sentul, MR menjerat leher korban dengan ikat pinggang selama 15 menit sampai korban tewas.
"Mereka semua melakukan ini secara terencana, kemudian mencari tempat yang aman untuk melakukan pembunuhan terhadap korban," ungkapnya.
Setelah melakukan aksi keji itu, DP dan MR berangkat ke Jakarta menjemput pelaku DP sambil membawa jasad korban.
Keesokannya atau pada Rabu (21/2/2024) sekitar jam 12.30 WIB, para pelaku membawa jasad korban menuju Pangandaran melalui Tol Cipali Cirebon.
Sesampainya di Kuningan, mobil tersebut rusak dan akhirnya ditowing atau diangkut ke bengkel.
Selama di dalam mobil, mulut korban ditutup masker seolah-olah terlihat tidur.
"Selama di mobil, korban itu didudukkan di jok belakang, ditutup dengan masker yang seolah-olah dia tidur. Di tengah jalan, korban kemudian ditidurkan di jok belakang karena bisa dibuat tempat tidur," ungkapnya.
Jasad korban berada di dalam mobil selama empat hari.
Pada Jumat (23/2/2024) sekitar jam 02.00 WIB, DA dan DP mengeluarkan jasad korban dari mobil dan membuangnya ke jurang di belakang Tugu Gajah Kota Banjar. Jasad korban ditutup dengan selimut.
Para pelaku kemudian mengambil barang-barang milik korban. Setelah itu, para pelaku kembali ke Jakarta.
"Kemudian para pelaku menjual barang barang milik korban dengan harga Rp 54 juta dan memberikan imbalan kepada MR Rp 15 juta dan satu buah iPhone sebagai imbalan eksekutor," ungkapnya.
Polisi kemudian mendapat laporan penemuan jasad wanita pada Minggu (25/2/2024).
Dilansir dari tribunjakarta.com, orangtua Indriana Dewi Eka Saputri (24) dapat kiriman makanan misterius sebelum mengetahui anaknya sudah tewas dibunuh.
Paket makanan itu dikirimkan ke rumah kontrakan mereka di kawasan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, pada Senin (26/2/2024) malam.
Ketua RT setempat, Eko Sudiyanto mengatakan orangtua Indriana yakni Mohamad Roi dan Endang Tatik saat itu belum mendapat informasi soal kematian anaknya oleh Polda Jawa Barat.
Paket makanan berupa sate itu diantarkan oleh ojek online ke rumah kontrakan mereka, atas nama almarhum Indriana.
"Dikiriman makan, sate oleh seorang wanita (driver Ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa pagi jam 07.00 WIB," kata Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto, Minggu (3/3/2024).
Tak berselang lama, ibu korban menerima pesan chat yang dikirim dari Hp Indriana.
Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan.
"Pas kiriman sate ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya 'enak enggak bu? Coba dimakan'. Tapi karena waktu itu sudah malam satenya enggak dimakan," ujar Eko.
Diduga, sate ataupun pesan tersebut bukanlah dikirimkan oleh Indriana.
Sebab berdasar keterangan Polda Jawa Barat, Indriana tewas dibunuh di kawasan Bukit Pelangi Bogor pada Selasa (20/2/2024).
Ia dibunuh oleh kekasihnya bernama Didot Alfiansyah, pacar Didot yakni Devara Putri Prananda, dan pembunuh bayaran Muhammad Reza Swastika.
Jasad Indriana lalu dibuang ke jurang pada Jumat (23/2/2024) di Kota Banjar, Jawa Barat.
Menurut keterangan orangtua Indriana, meski anaknya tewas dibunuh sejak 20 Februari 2024 ia masih kerap merespon chat yang dikirim oleh keluarganya sejak pergi meninggalkan rumah dengan alasan berlibur ke Puncak.
Namun setiap ditelepon, Hp Indriana tidak pernah menjawab. Lagi-lagi, Hp tersebut hanya merespon lewat chat.
Orangtua Indriana pun tak memakan sate yang dikirimkan ke rumah kontrakannya saat itu juga lantaran kondisi yang sudah malam.
Hingga keesokan harinya, pada Selasa (27/2/2024) pagi, sejumlah anggota Ditreskrimum Polda Jawa Barat datang dan menyampaikan kabar kematian Indriana.
Ketika itulah, orangtua Indriana menceritakan telah menerima kiriman sate atas nama anaknya tadi malam.
Ada kecurigaan, paket sate yang diterima orangtua korban dikirim oleh komplotan pelaku pembunuhan.
"Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga. Apa ada racun atau bagaimana saya enggak tahu. Karena secara logika Indriana sudah meninggal," tutur Eko.(*)