Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Lewati Pedalaman Hutan Tanpa Manusia, Polisi Krayan Pencari Pesawat Smart Aviaton Dibekali Ramuan Pengusir Setan dan 2 Mi Instan

Angriawan Cahyo Pawenang - Jumat, 15 Maret 2024 | 17:13
Tim pencari pesawat dibekali ramuan pengusir setan
Dokumen SAR Tarakan dan Endy

Tim pencari pesawat dibekali ramuan pengusir setan

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, enam personel Polsek Krayan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), yang ikut membantu pencarian pesawat Pilatus Smart Aviation, baru kembali ke Mapolsek setelah enam hari berada di pegunungan dan menjelajahi hutan Binuang.

Mereka adalah, Brigadir Hengki, Bripda Endy, Bripda Yoshua Widodo, Bripda Apri, Bripda Indra, dan Bripda Feri.

Anggota Bhayangkara yang merupakan putra daerah Krayan ini mengemban misi untuk mencari lokasi pesawat yang jatuh di Hutan Binuang.

Mereka rela mendaki bukit terjal dengan banyak jurang, dengan bekal beras dan masing-masing membawa dua bungkus mi instan.

‘’Kami kebetulan putra Krayan, jadi tidak lagi kaget dengan hutan dan gunung. Bekal kami cuma beras dan dua bungkus mi instan,’’ujar Bripda Endy menuturkan kisahnya menembus kedalaman hutan, mencari keberadaan pesawat Pilatus yang jatuh di wilayah Krayan, Jumat (15/3/2024).

Meski terbiasa hidup di alam liar, napas mereka tetap kembang kempis dan pakaian yang dipakai pun basah oleh keringat saat melakukan pencarian pesawat.

M Yusuf, pilot Smart Air yang jadi korban pesawat jatuh telah dievakuasi tim penolong dari lokasi kejadian ke Kota Tarakan, Minggu (10/3/2024).
TRIBUNKALTARA.COM/HO-Dandim 0910 Malinau, Letkol Inf Alisun

M Yusuf, pilot Smart Air yang jadi korban pesawat jatuh telah dievakuasi tim penolong dari lokasi kejadian ke Kota Tarakan, Minggu (10/3/2024).

Mendaki bukit dan membuat jalan agar bisa melewati rimbunnya semak belukar bukan pekerjaan ringan.

Namun demikian, Endy mengatakan, tugas pencarian dianggap sebagai tanggung jawab moral. Apalagi, pesawat yang jatuh bermuatan sembako untuk pemenuhan pangan warga perbatasan RI–Malaysia di dataran tinggi Krayan.

Rombongan Endy berangkat dari Ba’liku dengan jumlah 15 orang. Tim Endy tidak bersamaan dengan ratusan warga Krayan yang juga ikut melakukan pencarian darat dari Desa Binuang.

Jarak yang ditempuh sebenarnya hanya sejauh 7,5 km jika berpatokan dengan GPS. Namun, di lapangan, rute tersebut sungguh berat karena menanjak dan masih sangat jarang dilalui manusia.

‘’Kita berhenti saat malam, buat tenda seadanya. Selain membawa beras untuk dimasak dan mencari sayuran yang bisa jadi lauk, kita juga membekali diri dengan ramuan pengusir hewan buas, dan bisa juga mengusir makhluk halus,’’kata Endy.

Source :Kompas.comKompas TV

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x