GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berbuat ulah.
Kali ini, KKB Papua menghabisi nyawa seorang tukang galon.
Peristiwa tersebut dilakukan KKB Papua di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Melansir tribun-papua.com, seorang tukang galon di Yahukimo, Papua Pegunungan, bernama Jhonsep Salempang meninggal dunia usai diserang orang tak dikenal (OTK).
Peristiwa yang menimpa korban itu terjadi di Jalan Bandara, Distrik Dekai, Yahukimo, pada Sabtu (30/3/2024).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, insiden itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIT.
"Saat itu korban yang bekerja sebagai pengantar galon, sedang dalam perjalanan menuju Kota. Saat melintas di tempat kejadian perkara, korban diduga dihadang oleh OTK dan kemudian diserang menggunakan senjata tajam hingga membuatnya terkapar di pinggir jalan," kata Benny dalam rilisnya, Senin (1/4/20244).
Sementara itu, Kapolres Yahukimo, AKBP Heru Hidayanto menambahkan bahwa, korban ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal dunia.
Dijelaskan Heru, jenazah korban telah dibawa ke RSUD Dekai untuk mendapatkan penanganan medis.
"Pada tubuh korban ditemukan beberapa luka akibat serangan senjata tajam, sehingga pihak rumah sakit melakukan tindakan pembersihan dan penjahitan luka," ujarnya.
Heru mengatakan, jenazah korban telah dikirim pada hari Minggu (31/3/2024) kemarin dari Kabupaten Yahukimo ke Toraja dan akan disemayamkan di kampung halamannya.
Heru menegaskan, aparat dikerahkan mengejar pelaku untuk mengungkap motif dibalik kejadian tragis ini.
"Masyarakat diminta untuk memberikan informasi apapun yang dapat membantu dalam proses penyelidikan agar pelaku dapat segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku," tandasnya.
Dilansir dari tribun-medan.com, nasib mengenaskan dialamai seorang warga sipil bernama Jhonsep Salempang asal Toraja, Sulawesi Selatan, dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Jalan Bandara, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegununungan, Sabtu (30/3/2024).
Polres Yahukimo saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo menyebut kejadian terjadi sekitar pukul 14.00 WIT ketika korban yang bekerja sebagai pengantar galon dalam perjalanan.
“Pada saat melintas di tempat kejadian perkara, korban diduga dihadang oleh Orang Tak Dikenal (OTK) dan kemudian diserang menggunakan senjata tajam hingga membuatnya terkapar di pinggir jalan,” katanya dalam keterangannya dikutip, Senin (1/4/2024).
Awalnya, korban ditemukan warga dalam keadaan meninggal dunia, jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Dekai untuk mendapatkan penanganan medis.
“Pada tubuh korban ditemukan beberapa luka akibat serangan senjata tajam, sehingga pihak rumah sakit melakukan tindakan pembersihan dan penjahitan luka,” ungkapnya.
Jenazah korban telah dikirim pada hari Minggu (31/03/2024) kemarin dari Kabupaten Yahukimo dan akan disemayamkan di kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan.
Sementara Juru Bicara Kelompok Kriminal Bersenkata (KKB) atau yang biasa menyebut diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom menegaskan pihaknya bertanggungjawab atas penyerangan warga pendatang di Jalan Bandara, Yahukimo, Sabtu (30/3/2024).
Sebby mengungkapkan mereka membunuh Jhonsep, karena diduga ia adalah seorang anggota TNI yang sedang menyamar.
Baca Juga: Jauh dari Ayu Ting Ting, Penampilan Lettu Fardhana Jadi Lebih Garang Selama Tugas Hadapi KKB Papua
“TPNPB kodap XVI Yahukimo Pimpinan Elkius Kobak siap bertanggung jawab atas pembunuhan di Jalan bandara pada hari ini tgl 30 Maret 2024, pasukan elit TPNPB kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Tiruan Boni Sobolim dan pasukannya berhasil bunuh satu anggota TNI Yang menyamar sebagai distributor galon air selama ini di Yahukimo,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/3/2024), dikutip dari laman Facebook.
Sebby beralasan pembunuhan di lakukan berdasarkan hasil pantauan dari Papuan Intelegent Service (PIS) KKB.
“Akhirnya hari ini (Sabtu) sudah eksekusi mati,” ujarnya.
Sebby dalam keterangannya juga berpesan kepada TNI dan Polri agar tidak menangkap Orang Asli Papua (OAP) sembarangan.
“Pihak TNI dan Polri jangan tangkap masyarakat sembarang, karena pembunuhan ini murni dilakukan oleh Pasukan TPNPB Yahukimo,”pungkasnya.
Diketahui dalam dua pekan ini, setidaknya sudah ada 4 anggota TNI dan Polri gugur ditembak KKB Papua. Di antaranya dua anggota Polri dan dua anggota TNI.
Dua anggota polisi yang gugur itu bernama Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit, ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat menjaga helipad atau landasan untuk helikopter di Kabupaten Paniai, Papua Tengah.
Penembakan itu diduga dilakukan oleh anggota KKB pimpinan Aibon Kogoya.
Kemudian, seorang prajurit Korps Marinir TNI AL bernama Sertu (Mar) Ismunandar tewas di Distrik Muara, Puncak Jaya, Papua.
Lalu, Pada Jumat (22/3/2024), Praka Wahriadi Bancin, yang merupakan anggota dari Satgas Kostrad Yonif Rider 323/BP gugur ditembak KKB.
Praka Wahriadi Bancin ditembak saat sedang berada di depan kios warga setempat di Nduga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Ultimatum Keras Pangkogabwilhan III
Terkait hal ini, Letjen TNI Richard Tampubolon, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Pangkogabwilhan), melayangkan ultimatum kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang semakin hari semakin brutal dan biadab.
"Rekam jejak kejahatan dan kebiadaban KKB yang tidak berperikemanusiaan sudah tergambarkan dengan jelas," ujar Richard Tampubolon dalam keterangan pers Dispenad, Minggu (31/3/2024).
"Mulai dari pembantaian terhadap masyarakat Orang Asli Papua (OAP) maupun masyarakat pendatang yang tidak bersalah, hingga serangan terhadap aparat yang bertugas membantu masyarakat," tambahnya.
Menurut Jenderal Kopassus ini, KKB tak henti-hentinya mengganggu dan menyerang aparat keamanan yang bertugas menjaga Papua dalam rangka mendukung percepatan pembangunan kesejahteraan bagi kemajuan Papua dan Papua Barat sesuai dengan Inpres No 9 Tahun 2020.
"Bahkan KKB dengan kejamnya menyandera Pilot Susi Air Philips Mark Marthens, warga negara Selandia Baru, selama lebih dari setahun," ujarnya.
Dengan perilaku KKB selama ini, situasi di Papua menjadi tidak kondusif dan sangat menghambat proses pembangunan untuk kemajuan daerah tersebut.
Oleh karena itu, Richard dengan tegas mengeluarkan tiga imbauan kepada KKB Papua.
"Pertama, segera bebaskan Pilot Philips Mark Marthens, karena penawanan pilot tersebut sangat menghambat transportasi masyarakat OAP termasuk suplai logistik khususnya di distrik terisolir," ujarnya.
Kedua, dia meminta agar pembantaian terhadap masyarakat sipil yang tidak bersalah dihentikan, serta penggunaan perempuan dan anak-anak sebagai pendukung operasi KKB.
"KKB juga telah menyasar tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan semua pekerja yang berkontribusi dalam membangun kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, dan terisolir," katanya.
Mantan Pangdam Pattimura ini juga meminta KKB untuk menghentikan penyerangan terhadap aparat yang bertugas menjaga keamanan di Papua dalam mendukung percepatan pembangunan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua.
"Saya tegaskan kembali agar KKB mengindahkan apa yang saya sampaikan, demi terwujudnya Papua sebagai surga dunia yang damai, indah, dan maju," tandasnya.(*)
Source | : | Tribun-Medan.com,Tribun-Papua.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar