Penolakan dari BMT itu rupanya membuat Ujang emosi. Pria 31 tahun itu kemudian mengusir Yuni dan dua anaknya.
Malam itu, Yuni dan kedua anaknya memutuskan pulang ke rumah orang tuanya yang berada di Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.
"Akhirnya pulang ke Purwakarta, naik bus dari Bandung. Sampai di Purwakarta pagi ini, Jumat (5/4)," kata Yuni.
Sebelum pulang ke rumah, Yuni memilih lapor ke polisi.
Saat di kantor polisi, Yuni baru mengetahui bahwa anaknya yang ada dalam gendongannya sudah kaku. Anaknya tersebut telah meninggal dunia.
"Turun dari bus itu lanjut naik angkot, tapi sebelum pulang mau laporan dulu ke polisi," ujarnya.
"Di kantor polisi baru ketauan anak itu sudah kaku, sudah meninggal," ucap Yuni sambil menangis.
Korban BTM kemudian dilarikan ke RSUD Bayu Asih untuk diperiksa. Namun pihak rumah sakit menyatakan BTM telah meninggal dunia.
Tangisan Yuni pecah selama mengantarkan jasad anak keduanya dari kamar IGD ke ruang jenazah. Yuni menyebutkan bahwa suaminya itu kerap melakukan kekerasan terhadap BTM.
Meskipun sebagai ibu, ia mengaku sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi sang anak.
"Memang sudah sering dianiaya, sudah bersabar sudah saya lindungi juga," katanya.