GRIDHOT.ID-Menurut Primbon Jawa, terdapat beberapa weton yang diyakini memiliki kecenderungan untuk mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.
Hal ini didasarkan pada perhitungan neptu weton, yaitu penjumlahan nilai hari lahir dan nilai pasaran.
Weton-weton tersebut memiliki neptu tertentu yang dipercaya membawa energi kurang harmonis dalam hubungan asmara.
Berikut beberapa weton yang dimaksud:
1. Neptu 8 dan 15
Weton dengan neptu 8 dan 15, seperti Rabu Kliwon, Kamis Legi, dan Sabtu Pahing, diyakini memiliki watak yang keras dan mudah cemburu.
Hal ini dapat membuat mereka sulit menjalin hubungan yang harmonis dengan pasangan.
Baca Juga: 5 Weton yang Utangnya Numpuk Tapi Tetap Kaya Menurut Primbon Jawa
2. Neptu 9 dan 14
Weton dengan neptu 9 dan 14, seperti Senin Wage, Selasa Kliwon, dan Jumat Legi, dipercaya memiliki watak yang pendiam dan kurang terbuka.
Hal ini dapat membuat mereka kesulitan mengungkapkan perasaan dan membangun keintiman dengan pasangan.
3. Neptu 10 dan 17
Weton dengan neptu 10 dan 17, seperti Minggu Pon, Senin Wage, dan Selasa Kliwon, diyakini memiliki watak yang mudah curiga dan posesif.
Hal ini dapat membuat pasangan mereka merasa tidak nyaman dan tertekan.
4. Neptu 12 dan 19
Weton dengan neptu 12 dan 19, seperti Kamis Wage, Jumat Kliwon, dan Sabtu Legi, dipercaya memiliki watak yang suka menuntut dan egois.
Baca Juga: 4 Weton Cerdas yang Diberkahi Banyak Bakat, Masa Depannya Konon Cemerlang
Hal ini dapat membuat pasangan mereka merasa diremehkan dan tidak dihargai.
5. Neptu 13 dan 20
Weton dengan neptu 13 dan 20, seperti Sabtu Pon, Minggu Wage, dan Senin Kliwon, diyakini memiliki watak yang mudah tergoda dan plin-plan.
Hal ini dapat membuat pasangan mereka merasa tidak yakin dan ragu dengan masa depan hubungan.
Perlu diingat bahwa Primbon Jawa hanyalah sebuah tradisi dan tidak dapat dijadikan sebagai patokan mutlak.
Setiap orang memiliki kepribadian dan karakter yang unik, terlepas dari weton kelahirannya.
Lebih penting untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis berdasarkan rasa saling pengertian, komunikasi yang terbuka, dan komitmen bersama.
(*)