"Pada 23 November 2023 pasien mengeluh sakit magh dan dibawa berobat ke bidan tersebut. Bidan menyarankan untuk dirawat kurang lebih 1 minggu tanpa ada cek lab, cek CT scan. Lalu bidan memberikan suntikan obat-obatan yang keluarga juga tidak tahu kalau ditanya tentang suntikan-suntikan obat itu aman katanya sudah sesuai resep, suntikan-suntikan yang berbagai macam cairan yang banyak sesuai yang ada di video," bunyi tulisan dalam caption video.
Alih-alih membaik, pasien diduga semakin memburuk.
Pasien kemudian memilih melanjutkan pengobatan ke rumah sakit.
"Selama pengobatan terakhir di bidan tersebut tidak ada perubahan sama sekali malah makin parah akhirnya diputuskan tidak lagi berobat ke bidan tersebut," sambungnya.
Saat dilakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit, pasien disebut alami pembengkakan ginjal dan harus lakukan cuci darah.
Setelah 6 kali cuci darah, pasien dinyatakan meninggal pada 22 Januari 2024.
"Setelah pasien berobat mandiri ke RS, ternyata ginjal pasien yang sebelumnya sehat mengalami pembengkakan dan divonis harus cuci darah," sambungnya.
"Setelah pasien cuci darah sebanyak 6 kali, pasien meninggal dunia pada 22 Januari 2024," tambahnya.
"Dugaan kasus malapraktik oknum Bidan dan juga menjabat sebagai Lurah di wilayah kota di Prabumulih," tandasnya..
Sementara itu, melansir Tribun-Medan.com, anak korban mengaku pihaknya sengaja memviralkan kasus tersebut agar kejadian serupa tidak terulang.
Selain itu, pihaknya juga ingin menyadarkan masyarakat bahwa yang dilakukan oleh bidan tersebut adalah salah.