Ayah Gibran yang bernama Hamzah bekerja sebagai tukang bangunan dan pulang ke rumah seminggu sekali.
Namun, setiap pulang ayah Gibran selalu memberikan uang belanja ke ibunya.
"Hamzah ini walaupun orangnya pulang seminggu sekali tapi duitnya nyampe, dititip ke tetangga buat anak-anaknya," ucapnya.
Sedangkan ibu Gibran juga bekerja, namun pekerjaannya tidak menentu.
Saat kedua orang tuanya bekerja, Gibran dan 2 adiknya sering dititipkan ke tetangga.
"Kita semua peduli, di sini kan kekeluargaan. Itu sampe tengah malem tetangga yang ketitipan itu mulangin, karena liat ibunya udah pulang."
"Seandainya ibunya enggak ada itu si Gibran di rumah tetangga, segitunya sampe merawat kayak anak sendiri," pungkasnya.
Kata Camat Bojonggede
Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, mendatangi rumah Gibran dan mengaku prihatin dengan kondisi keluarganya.
Selama ini keluarga Gibran tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima bantuan dari pemerintah.
"Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya. Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).