Indra menuturkan peristiwa berawal ketika Vina dan pacarnya, Eki melintas di kawasan SMP Negeri 11 Kota Cirebon pada 27 Agustus 2016 setelah berkeliling bersama rekan sesama kelompok geng motor.
Saat melintas tersebut, Indra mengatakan Vina dan pacarnya dilempari batu oleh geng motor lainnya.
Nahas, ketika rekan Vina dan Eki melarikan diri, mereka berhasil dikejar oleh geng motor lainnya.
Sepeda motor yang dikendarai mereka pun ditendang oleh geng motor tersebut hingga jatuh.
Lantas, Vina dan Eki pun dipukuli dan ditangkap oleh anggota geng motor tersebut.
Lalu, kedua korban pun dibawa ke tempat sepi di depan SMPN 11 Kota Cirebon.
Selanjutnya, mereka tetap dipukuli secara bergantian hingga luka berat dan Vina juga dirudapaksa oleh para anggota geng motor itu secara bergantian.
Nahas, Vina dan Eki pun tewas di lokasi kejadian.
Setelah melakukan aksi kejinya, jasad Vina dan Eki pun dibuang di bawah jembatan layang di dekat lokasi kejadian.
Adapun hal tersebut bertujuan untuk merekayasa tempat kejadian perkara (TKP) agar seolah-olah Vina dan Eki tewas karena kecelakaan tunggal.
Namun, saat jasad Vina dan Eki diperiksa oleh keluarga dan polisi, kedua pihak pun menaruh curiga lantaran ditemukan luka di sekujur tubuh korban.