Pertama FX Ong lebih dulu dibakar bersama putranya, Rafael.
Setelah itu baru Margareth dan putri mereka, Kathlyn.
Para keluarga pun tampak hadir mengikuti acara prosesi kremasi tersebut.
Tangis keluarga pun pecah saat satu per satu jasad keluarga FX Ong dimasukan ke oven.
"Kremasi ini berlangsung selama empat sampai lima jam. Empat jasad keluarga ini dibagi dua sesi, yakni pagi dan sore. Setelah dikremasi, baru kemudian pendinginan. Abu bisa diambil pihak keluarga besok pagi," ujar Darwis, pengurus yayasan Krematorium Sampurna.
Darwis melanjutkan, dalam prosesi tabur abu itu biasanya pihak keluarga akan menaiki kapal jukung mengarungi Sungai Musi.
Baca Juga : Polisi Ungkap Alasan Suara Tembakan Keluarga FX Ong Tak Terdengar oleh Siapapun
“Memang sudah menjadi tradisi bagi sebagian orang, setelah dikremasi ada abunya yang ditabur. Intinya akan ditabur di daratan atau di lokasi yang dekat perairan. Pulau Kemaro itu dikelilingi Sungai Musi," ujar Darwis.
Menurut polisi, tak seorang pun mendengar suara tembakan yang digunakan FX Ong dan keluarga bunuh diri. Termasuk dua pembantu rumah tangganya dan tetangga yang tinggal di samping rumah mereka.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menjelaskan penyebab tak ada suara tembakan yang diletuskan oleh FX Ong saat membunuh istri dan anak Ong.
Dalam analisa pertama oleh penyidik, menurut Zulkarnain, senjata yang digunakan FX Ong bukanlah keluaran dari pabrikan.
Melainkan senjata yang telah dimodifikasi sebelumnya.