Dilansir dari Kompas.com, Dwikorita menyampaikan cara BMKG menyalurkan informasi kepada masyarakat.
"Ini yang perlu diluruskan. Jadi cara BMKG memberikan informasi itu yang penting cepat agar masyarakat tidak panik," ungkap Dwikorita saat ditemui Kompas.com pada konferensi pers 24 Desember 2018 di kantor BMKG.
Dwikorita juga menyebutkan bahwa ada beberapa fenomena yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan.
Baca Juga : Volcanogenic Tsunami, Bencana yang Disebabkan Oleh Letusan Gunung Api di Tengah Laut
"Dan fenomenanya itu kan beberapa, fenomena yang terjadi. Peringatan dini itu kan tentang gelombang tinggi. Sehingga yang di sosial media yang diberitakan itu gelombang tinggi," lanjutnya.
Kemudian, ada informasi tambahan dari badan geologi terkait erupsi Anak Krakatau.
Jadi, bukan ralat melainkan tambahan informasi.
"Kemudian itu tidak diralat tapi tambahan informasi baru bahwa badan geologi menginformasikan ada erupsi," kata Dwikorita.
Baca Juga : Nelayan Korban Selamat Tsunami Banten Jadi Saksi Hancur dan Tenggelamnya 10 Perahu
"Nah informasi itu diperoleh setelah informasi berdasarkan pantauan ada gelombang tinggi. Setelah ada informasi dari tidegauge dan vulkanologi berarti kami simpulkan fenomena itu bareng. Jadi dua-duanya benar," lanjutnya lagi.
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Chandra Wulan |
Editor | : | Chandra Wulan |
Komentar