Find Us On Social Media :

Kisah Pandit, Pria yang Pernah Berhasil 'Bersahabat' dengan Suku Sentinel Meski Sempat Diancam Akan Dibunuh

Antropolog TN Pandit memberikan kelapa kepada suku Sentinel.

Pandit merasa jika label menakutkan yang diberikan kepada suku sentinel adalah hal yang tak adil.

"Selama kami berinteraksi, mereka mengancam kami tetapi tidak pernah mencapai titik di mana mereka berencana untuk membunuh atau melukai kami. Setiap kali mereka gelisah kami mundur," katanya kepada BBC World Service.

Aku merasa sangat sedih atas kematian pemuda ini yang datang jauh-jauh dari Amerika. Tapi dia melakukan kesalahan.

Dia punya cukup kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi dia bertahan dan harus membayar dengan nyawanya."

Baca Juga : Disebut Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Inilah 5 Fakta Pulau Sentinel yang Letaknya Tak Jauh dari Indonesia

Pada tahun 1967, Tuan Pandit pertama kali berangkat ke Pulau Sentinel sebagai bagian dari kelompok ekspedisi.

Awalnya, suku sentinel bersembunyi di hutan ketika Pandit dan timnya datang.

Pandit mengatakan bahwa para antropolog akan membawa barang-barang pilihan untuk menarik suku sentinel.

"Kami membawa hadiah panci dan wajan, sejumlah besar kelapa, alat-alat besi seperti palu dan pisau panjang.

Kami juga membawa tiga orang Onge (suku lokal lain) untuk membantu kami menafsirkan percakapan dan perilaku suku sentinel", kenangnya dalam sebuah esai yang menceritakan kunjungannya.

Namun, Pandit menambahkan bahwa prajurit itu menghadapi Pandit beserta timnya dengan wajah marah dan suram serta lengkap dengan sejanta termasuk busur dan panah panjang.

Seolah-olah semua siap untuk mempertahankan tanah mereka.