Find Us On Social Media :

Himbau Warga Agar Tak Terprovokasi KKB, Danrem 172/PWY: Kami Bukan Benci, Tapi Hati dan Mata Mereka yang Tertutup Dosa Hingga Lakukan Hal Keji

Kombatan TPNPB anak buah Egianus Kogeya

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) dikabarkan membunuh sejumlah pekerja BUMN PT Istaka Karya yang membangun jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, pada Minggu (2/12/2018).

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menjelaskan dari data yang diperoleh, ketika kejadian pembunuhan yang dilakukan kelompok KKB tersebut, terdapat 28 pegawai BUMN PT Istaka Karya berada di kamp.

Tim gabungan TNI dan Polri pun diterjunkan ke Papua untuk memburu kelompok bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja BUMN PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.

Baca Juga : Berjalan Kaki Di Hutan Belantara Selama 3 Hari Hingga Harus Makan Daun, Berikut Kisah Simon dan Joni Korban Selamat Serangan KKB Papua

Para pelaku pembunuhan terhadap 19 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, bersembunyi di hutan-hutan, dan masih terus dikejar dan dilacak, kata juru bicara Kodam Cendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi.

"Kalau di kampung penduduk, mereka meletakkan senjatanya dan berbaur dengan masyarakat, sementara kita tidak kenal mereka," kata Aidi dalam percakapan telpon pada jurnalis BBC News Indonesia Ging Ginanjar, seperti dikutip dari Tribunnews.

Betapa pun, katanya, tim gabungan polisi dan TNI bertekad untuk 'menegakkan hukum,' dengan terus mengejar dan menemukan mereka.

"Tak ada batas waktu. Yang jelas, mereka harus tertangkap, hidup atau pun mati," tandasnya.

Baca Juga : Salah Kaprah KKB Papua, Mengira Mandor Pekerja PT Istaka Karya Sebagai Anggota Militer Lantaran Foto di Sosial Media

Dalam perkembangan terbaru, aparat sudah menemukan lagi satu dari jenazah pekerja PT Istaka Karya yang tewas dibunuh kelompok yang menurut aparat adalah kelompok pimpinan Egianus Kogoya.

Dengan demikian, tim gabungan TNI dan polisi masih mencari setidaknya dua jenazah lagi dan dua orang yang pada saat kejadian berhasil melarikan diri.

"Memang kesulitannya, mereka menggunakan pola operasi gerilya. Jadi mereka bisa ada di mana-mana, dan mereka menguasai medan, sementara bagi kita medan tersebut baru," kata Muhammad Aidi.

"Apalagi kita tak mengenal secara fisik orang-orang itu, kita tak pernah bertemu mereka. Kita tak pernah tahu secara fisik, dan hanya mengenal mereka dari foto-foto atau sinyalemen lain."

Baca Juga : Tak Mudah, Suhu Rendah dan Dataran Tinggi Jadi Kendala Pencarian 5 Korban Penembakan KKB di Papua yang Masih Hilang

Hal lain, kata Kapendam XVII Cendrawasih ini, mereka dan masyarakat itu memiliki 'hubungan,' karena mereka merupakan warga dari desa yang begitu terpencil, susah dijangkau.

"Beda halnya dengan kalau kita mengejar teroris di Jawa atau di Sulawesi, misalnya. Tak ada masyarakat yang mendukung teroris itu. Karenanya, kalau masyarakat punya informasi, akan menyampaikan kepada aparat keamanan. Lain dengan gerilyawan ini, kan. Mereka ada di lingkungan warga. Kombatan ini bagian dari masyarakat," tambah Aidi.

Hal itu, katanya, menimbulkan kerumitan tersendiri.

"Makanya melihat pola-pola itu, kita lakukan pendekatan ke masyarakat. Bahwa yang dilakukan oleh para pelaku itu adalah tindakan tidak manusia tindakan yang sangat keji. Sehingga tak perlu dibela. Jadi kita akan selalu melakukan pendekatan."

Baca Juga : EKSKLUSIF: Sat 81, Pasukan Siluman Kopassus yang Diam-diam Diterjunkan untuk Buru KKB di Papua

Untuk itu, Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar mengajak warga Distrik Mbua, kabupaten Nduga, Papua, untuk tidak terprovokasi oleh hasutan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan NKRI seperti KKB OPM dan sejenisnya.

"Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak maupun kelompok-kelompok yang bertentangan dengan NKRI. Kita semua harus mewaspadai jangan sampai mereka masuk ke tengah-tengah masyarakat dan mempengaruhi masyarakat," Kolonel Inf J Binsar P Sianipar ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin (10/12/2018) seperti dikutip GridHot.ID dari Antaranews.

Menurut Kolonel Inf J Binsar P Sianipar, ajakan tersebut disampaikannya dalam kunjungan ke Kabupaten Nduga saat melaksanakan ibadah bersama dengan masyarakat Kmapung Mbua di Gereja Kemah Injil Distrik Mbua Kabupaten Nduga, pada Minggu (9/12/2018).

Terkait dengan penembakan belasan pekerja PT Istaka Karya yang mengerjakan jalan dan jembatan TransPapua, Danrem berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi.

Baca Juga : Duka Lara Dirasakan Oleh Jonathan Saat 4 Anggota Keluarganya Jadi Korban Pembantaian di Nduga Papua

"Mereka (pekerja) sudah meninggalkan sanak keluarga untuk dapat membangun fasilitas dalam mensejahterakan masyarakat hingga ke pelosok Papua, bukan hal yang mudah tentunya dengan banyaknya kendala yang mesti mereka hadapi hingga nyawa mereka yang menjadi taruhannya," ujar Kolonel Inf J Binsar P Sianipar.

Mengenai jenazah atau korban pembantaian yang belum ditemukan, Danrem mengfhimbau dan mengajak kepada masyarakat untuk membantu TNI/Polri dalam proses pencarian.

"Apabila ada yang menemukan agar segera melaporkan kepada pihak TNI dan Polri. Saya juga menghimbau kepada masyarakat agar mengajak saudara-saudara kita yang berbeda pendapat untuk kembali kepada NKRI. Sebenarnya kami bukan benci mereka tapi kami benci hati dan mata mereka yang tertutup dengan dosa sehingga dapat melakukan hal-hal keji seperti itu," kata Kolonel Inf J Binsar P Sianipar.(*)