Find Us On Social Media :

BMKG Jelaskan Fenomena Tsunami Selat Sunda: Seperti Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah

Suasana di salah satu villa yang porak poranda diterjang tsunami di Pantai Carita, Pandeglang, Bante

BMKG sempat dianggap kurang profesional dalam menyampaikan informasi ke masyarakat karena simpang siur kabar tsunami Selat Sunda.

Rabu (26/12/2018), laman Twitter resmi BMKG (@infoBMKG) membagikan sebuah tulisan dari pegawainya yang bernama Priyobudi.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penyebab tsunami Selat Sunda tak terdeteksi sehingga menyebabkan kerugian besar.

Dilansir dari Twitter @infoBMKG, berikut tulisan lengkapnya:

Baca Juga : Jadi Korban Tsunami Banten, Aa Jimmy dan Istri Dikubur dalam Liang Lahat Bersebelahan

MENJARING AYAM DENGAN PERANGKAP GAJAH (Pelajaran dari peristiwa tsunami Selat Sunda)

Gempabumi tektonik, gunungapi atau longsor adalah bencana geologi yang memiliki karakter berbeda.

Tetapi ketiganya dapat menyebabkan tsunami yang merusak.

Gempabumi dapat menyebabkan tsunami jika kekuatannya cukup besar umumnya magnitudo 7 ke atas atau jika ukuran patahannya sebesar kira-kira 50x10 km persegi dengan pergeseran sekitar 1 meter atau lebih.

Dengan dimensi pergerakan sebesar itu, sinyal gempa ini sangat mudah ditangkap dengan alat seismograf meskipun pada jarak yang cukup jauh.

Selanjutnya kita sebut gempabumi tektonik ini sebagai 'gajah'.