Find Us On Social Media :

Seluruh Keluarganya Diduga Tewas Akibat Tsunami, Adit Simpan Biskuit dan Susu yang Diberikan Relawan Sambil Berakata "Ini untuk Adik"

Aditia simpan susu dan biskuit yang diberikan relawan sambil berkata "Ini untuk Adik"

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Tsunami yang menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) lalu masih menyisakan sederet kisah pilu, salah satunya bagi Adit, seorang pesepakbola cilik asal Lampung.

Kisah Adit, yang berhasil lolos dari tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung menyita perhatian netizen lantaran viral di media sosial.

Adit yang bernama lengkap Aditia itu berhasil lolos dari tsunami Banten dan Lampung karena ia tengah mengikuti kompetisi sepakbola di luar kota saat Tsunami menerjang.

Baca Juga : Tega, Oknum Petugas RSUD Kabupaten Serang Lakukan Pungli Pada Keluarga Korban Tsunami Banten untuk Ambil Jenazah

Namun nahas, seluruh anggota keluarganya menjadi korban tewas hingga hilang akibat tersapu gelombang tsunami Selat Sunda.

Hingga akhirnya bocah laki-laki kelas 6 SD itu kini hidup sebatang kara.

Kisah Adit dibagikan oleh Kapusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Instagram @sutopopurwo dan Twitter @Sutopo_PN.

Baca Juga : Kesaksian Agung Bastian, Korban Selamat Tsunami di Banten: Digulung Lah Kita di Air

Dikutip GridHot.ID, dari Grid.ID, pada Sabtu (29/12/2018), Sutopo mengunggah video yang menampilkan seorang anggota polisi yang tengah menenangkan bocah laki-laki yang menangis dengan mengenakan kaus timnas Indonesia.

Bocah laki-laki tersebut rupanya bernama Aditia asal Lampung.

Menurut keterangan yang ditulis Sutopo, Adit memiliki cita-cita untuk menjadi pemain sepakbola profesional dan memperkuat timnas.

Dalam video tersebut, sang polisi yang berasal dari daerah Karang, Lampung ini meminta Adit untuk memanggilnya 'Papi'.

Baca Juga : Berhasil Selamat dari Tsunami Banten, Ifan Seventeen Bocorkan Sosok Penyelamatnya

“Panggilnya Papi aja ya,” ucap sang bapak polisi ini sambil mengelus punggung Adit.

Ia juga memberitahukan alamatnya kepada Adit, sehingga Adit bisa berkunjung ke rumahnya.

“Rumah Papi kan di Karang, nanti kalau Adit ke Karang, Adit telpon ya? Nanti kalau Papi memang lagi nggak tugas nanti bisa temuin Adit,” tuturnya.

Baca Juga : Beredar Peringatan Akan Adanya Tsunami hingga ke Indonesia, BMKG Pastikan Gempa Filipina Tak Berpotensi Tsunami

Berdasarkan penuturan sang polisi di video tersebut, Adit sempat menunjukkan gelagat tak biasa, yakni kerap melamun.

“Harus semangat ya. Jangan melamun. Papi ke sini liat Adit melamun," ucapnya sambil terus menenangkan bocah laki-laki itu.

Ia juga meminta Adit untuk tegar dan terus semangat, serta mendoakan ibu dan bapaknya yang menjadi korban tsunami.

"Banyak doa. Kirim doa buat ibunya buat adiknya," imbuhnya.

Baca Juga : Beredar Peringatan Akan Adanya Tsunami hingga ke Indonesia, BMKG Pastikan Gempa Filipina Tak Berpotensi Tsunami

Sebelum dibagikan oleh Sutopo Purwo Nugroho di Instagram, kabar soal Aditia ternyata sudah lebih dulu diunggah oleh akun Facebook Eris Riswandi pada Kamis (27/12/2018).

Menurut keterangan di postingannya, Aditia adalah seorang siswa kelas VI SD.

Saat kejadian tsunami, ia sedang mengikuti invitasi sepakbola timnas U-13 prapenyisihan tingkat Asia di luar kota.

Baca Juga : Ifan Seventeen Gusar Atas Pernyataan BMKG yang Sempat Sebut Tsunami Hanya Gelombang Pasang

Namun dibalik kepulangan Adit ke rumahnya, sebuah kisah pilu datang dari bocah polos tersebut.

Pasalnya, saat Adit pulang tak ada yang tega memberi tahu kalau ibu beserta adiknya sudah meninggal.

Tiap kali tim relawan memberikan biskuit, susu dan snack untuk Adit, bocah laki-laki itu selalu menyimpannya seraya berkata "Ini untuk adik".

"Aditia adalah siswa kelas VI, Gemar sepakbola dan favoritnya Real Madrid.

Pada saat kejadian tsunami dia sedang mengikuti invitasi sepak bola U-13 pra penyisihan Asia.

Baca Juga : Hibur Anak Korban Tsunami yang Kehilangan Orangtuanya, Personel Polri: Panggil Saya Papi Saja Ya

Pada saat pulang rumahnya luluh lantah rata diterjang Tsunami, saat itu tidak ada yang tega memberi tahu kalau ibu beserta adiknya sudah meninggal, sang Ayah pun belum tau keberadaanya.

Setiap kami memberikan snack, biscuit, susu kotak selalu disimpan dan dimasukin ke dalam tas nya, "ini untuk adek"... ujarnya," tulis akun Facebook Eris Riswandi.

Dalam foto yang diunggah akun Eris Riswandi, Adit nampak tertegun hingga dipeluk oleh relawan dan polisi.

Baca Juga : Kondisi Tak Layak Huni dengan Tangga Curam dan Licin, Shelter Tsunami Labuan Tak Berfungsi Akibat Korupsi

Kisah Adit menjadi viral di dunia maya dan mendatangkan simpati banyak pihak.(*)