Find Us On Social Media :

Letaknya di Ujung Ekor Naga, Begini Dasyatnya Gunung Agung di Bali

Gunung Agung difoto dari udara, beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Tak Sudi Dinikahkan, Pengantin Wanita Menangis Histeris di Pelaminan

Semenjak tahun 1923 profesor Vening Meinesz, seorang sarjana geofisika bangsa Belanda, dengan menumpang kapal selam memeriksa daya tarik (gravitasi) bumi di perairan sepanjang Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Ternyata di sebagian dari Samudera Indonesia itu daya tarik bumi jauh lebih kurang yaitu sepanjang suatu zona yang lebarnya lebih dari 100 km dan panjangnya kira-kira 8.000 km.

Zona ini terkenal kini sebagai zona Vening Meinesz.

Kemudian ternyatalah sesuatu yang menarik hati: Zona atau wilayah Vening Meinesz itu sebagian besar meliputi pegunungan di bawah laut yang masih muda usianya dan tidak bersifat vulkanis.

Gunung di bawah permukaan laut itu ialah pegunungan dalam pertumbuhan, yang kini pun masih bergerak ke atas, didorong oleh suatu tenaga untuk pelahan-lahan muncul dari laut.

Baca Juga : Akhirnya Mau Buka Suara, Ini Fakta-fakta Sang Mucikari Vanessa Angel di Balik Kasus Prostitusi Online yang Melibatkan Artis

Di wilayah Vening Meinesz dekat Sumatera sebagian dari pegunungan itu sudah timbul, yaitu berbentuk pulau-pulau Nias, Mentawai, Enggano, dll.

Tanpa imperilisme dan kolonialisme

Dapat diduga, bahwa suatu hari pun di sebelah selatan Jawa akan lahir beberapa pulau baru.

Alam akan memperluas wilayah Republik Indonesia. Tanpa imperialisme, kolonialisme atau anexasi.

Tenaga apakah gerakan melahirkan pulau-pulau baru itu?