Find Us On Social Media :

Letaknya di Ujung Ekor Naga, Begini Dasyatnya Gunung Agung di Bali

Gunung Agung difoto dari udara, beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Cara Kamu Makan Ternyata Ungkap Kepribadian, Kamu Termasuk yang Mana?

Menurut teori profesor Vening Meinesz berkurangnya daya tarik bumi terkmaksud di atas disebabkan oleh tenaga yang menarik ke bawah sebagian dari kulit bumi itu, hingga menjadi semacam akar (root dalam bahasa Inggris).

Tenaga ini pula (subcrustal convection currents) yang mendorong pulau Nias, Mentawai, Enggano, ke atas, sampai timbul dari permukaan laut.

Pada saat sekarang teori profesor Vening Meinesz inilah yang paling umum diterima sebagai teori modern untuk menerangkan lahirnya gunung-gunung.

Tenaga ini juga yagn menyebabkan meletusnya Gunung Agung di Bali pada tanggal 19 Februari 1963.

Letusan ini masih belum apa-apa.

Tapi dalam hari-hari berikutnya tenaga yagn mendorong dari bawah itu makin lama makin kuat dan akhir Maret kawah Gunung Agung mengalah, dan memuncratlah lahar yaitu batu cair yang beribu-ribu Celcius panasnya.

Baca Juga : Gara-gara Tawon Ndas 7 Orang Meninggal, Ternyata Begini Sengatan Tawon Predator Dapat Membunuh Manusia

Hebatnya malapetaka Gunung Agung ini disebabkan karena Bali padat penduduknya, dan subur tanahnya.

Akan tetapi jangan pula dilupakan bahwa kesuburan tanah itu justru disebabkan oleh ledakan Gunung Agung di abad-abad yang lampau.

Abu yang disemprotkannya itu justru menyuburkan Bali seperti juga kesuburan Sumatera dan Jawa adalah karunia Tuhan melalui ledakan gunung apinya.

Berkat gunung api itulah maka Jawa dapat memberi makanan kepada penduduknya (lebih dari 400 jiwa di setiap km persegi: keadaan pada tahun 1930), sedangkan pulau Kalimantan yang tak mempunyai satu gunung api pun waktu itu hanya mempunyai penduduk 4 jiwa di setiap km persegi. (Berdasarkan tulisan Dr. Peter Stubbs “The Balinese ride on a dragon’s tail” dalam “New Scientist”, London.) (Intisari.grid.id/atharina Tatik)

Baca Juga : Lowongan Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ditutup 20 Januari 2019

Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Gunung Agung di Ujung Ekor Naga yang Masih Liar