Find Us On Social Media :

Sempat Kuliah di Jurusan Musik hingga Jadi TKI 6 Tahun di Jepang, Inilah Perjalanan Karier Zul Zivilia Sebelum Jadi Pengedar Narkoba

Zul Zivilia (berbaju oranye) saat pers rilis kasus narkoba di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2019). Tampak dari belakang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono (kiri).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Gridhot.ID - Masih ingat lagu Aishiteru yang sempat populer di tahun 2000-an.

Lagu ini dipopulerkan oleh grup band Zivilia.

Meski kini sudah jarang tampil on air di TV, namun lagu Aishiteru masih terus terngiang di telinga para pecinta musik Indonesia.

Belakangan ini, nama Zivilia kembali santer diperbincangkan masyarakat setelah cukup lama vakum dari ranah pemberitaan Tanah Air.

Baca Juga : Putranya Diduga Jadi Teroris dan Hendak Ledakkan Kantor Polisi, Orangtua di Lampung Laporkan Anaknya ke Densus 88

Terutama Zulkifli yang tak lain adalah vokalis grup band tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, pria yang akrab disapa Zul ini ditangkap karena diduga menjadi pengedar narkotika.

Zul ditangkap pada Jumat (1/3/2019) di apartemen Gading River View, kawasan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Atas perbuatan ini, Zul pun terancam hukuman mati.

Baca Juga : Sumber Kekayaan Faisal Nasimuddin, Oase di Tengah Ambang Kebangkrutan Negara Malaysia

Karier yang sudah susah payah dibangun selama ini pun runtuh seketika.

Sedikit menilik ke belakang, tak banyak yang tahu jika ternyata dulunya Zul pernah bekerja menjadi seorang TKI.

Ya, pria berusia 37 asal Kendari, Sulawesi Selatan itu memang dikabarkan pernah merantau ke Jepang selama 6 tahun.

Zul juga dikabarkan sempat mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi STKIP Makassar Jurusan Musik.

Baca Juga : Foto-foto Penampakan KRL Anjlok di Bogor, 1 Gerbong Keluar dari Rel hingga Badan Kereta yang Tumpang Tindih dengan Tiang Listrik

Namun karena suatu alasan yang tak diketahui, Zul putus kuliah di tengah jalan.

Zul memilih Jurusan Musik karena orangtuanya menginginkan Zul menjadi guru seni musik.

Ia juga sempat berjualan ikan usai putus kuliah sebelum akhirnya merantau ke Jepang.

Selama 6 tahun di Jepang, Zul sempat menekuni beberapa pekerjaan di antaranya bekerja di perusahaan las dan pengecoran logam.

Baca Juga : Ayah Bersama Anak Mutilasi Tamunya dan Simpan Cincangan Daging Korban ke Kulkas untuk Dibuat Sup

Zul juga mengaku jika ia sempat berstatus sebagai TKI ilegal karena kontraknya sudah habis.

Namun, karena merasa belum sukses dan malu jika harus pulang, Zul pun memperpanjang kontraknya selama 3 tahun lagi.

Sementara untuk lagu Aishiteru sendiri Zul ciptakan ketika dirinya sedang bekerja.

Zul banyak belajar musik di Jepang karena ia sudah mampu membeli alat-alat musik sendiri dengan gajinya.

Baca Juga : Ayah Bersama Anak Mutilasi Tamunya dan Simpan Cincangan Daging Korban ke Kulkas untuk Dibuat Sup

Hingga akhirnya Zul sering tampil mengisi acara di Jepang, seperti di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang.

Zul juga pernah menjadi band pembuka konser Naff di Jepang tahun Mei 2008. Dari sinilah perjalanan karirnya di Indonesia bermula.

Adi sang vokali Naff kala itu sempat berujar kepadanya mengapa ia capek-capek bekerja di Jepang padahal lagunya bisa dijual di Indonesia. Dua bula setelahnya Zul pulang ke Indonesia.

Zul sempat melakoni rekaman dengan biaya pribadinya di Bandung sebelum akhirnya membentuk band Zivilia dan merekam lagunya secara resmi.

Baca Juga : Kisah Pasukan Kostrad Lakukan Serangan Kilat ke Kampung Pareh Malaysia yang Buat SAS Inggris Gelagapan

Semenjak itu, lagu Aishiteru benar-benar booming dan semua kalangan menyanyikannya.

Namun, 11 tahun berlalu Zul kini harus menghadapi masalah hukum dan terancam hukuman mati karena kasus narkoba.

Polisi menyebut bahwa Zul bukan hanya pengguna, namun juga bagian dari jaringan pengedar narkotika kelas berat.

Bahkan, pihak kepolisian menduga vokalis grup band Zivilia itu juga terlibat dalam jaringan peredaran narkoba internasional.

Baca Juga : Pergi Haji, Pria Muslim Kelewat Tajir Ini Ajak 60.000 Pelayan dan 12.000 Bawahannya Ikut Serta ke Mekah

Menurut Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Suwondo, hal itu didapat setelah melalui proses pengembangan barang bukti yang didapat oleh pihaknya.

Ini pengalaman yang kita tangkap kemasannya (barang bukti) dari sana (luar negeri). Dari jenis barang-barang ini kan diambil dari Sumatera jadi besar kemungkinan dari luar negeri," ucap Suwondo di Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2019).

Suwondo menambahkan, pihaknya masih mendalami asal suplai narkoba jenis sabu dan ekstasi itu. Ia dan tim menelusurinya melalui bentuk narkoba yang memiliki ciri khas masing-masing.

"Dari signature barang bukti ini berasal dari mana butuh waktu. Karena sampai saat ini tidak ada fakta yang mendukung kami seperti sebelumnya. Sekarang ini kita mengandalkan signature barang buktinya," lanjutnya. (*)