Find Us On Social Media :

Kisah Luh Ariani, Wanita Bali yang Hanya Bisa Mandi Saat Hujan Turun

Luh Ariani adalah salah satu penghuni rumah batu di kaki Gunung Batur.

Hanya ada tungku sederhana yang tersusun dari 3 buah batu, 3 buah panci, beberapa jeriken, dan beberapa bak plastik.

Sementara itu, ruang kedua adalah ruang di sisi kiri yang berfungsi sebagai ruang tidur

Namun, di ruangan yang dianggap sebagai ruang tidur ini tidak terlihat adanya dipan, kasur, bantal, selimut, ataupun perabotan layaknya sebuah ruang tidur.

Baca Juga : Kisah Seorang Wanita Melahirkan Bayi di Atas Pohon Saat Topan dan Banjir Menenggelamkan Rumahnya

Yang terlihat hanya beberapa karung beras bekas di tanah dan di dekat pembatas ruangan.

"Itu buat alas saya tidur. Kalau hujan ya banjir. Terus saya tidurnya pindah ke dapur sini. Soalnya kalau di kamar itu pasti bocor. Kalau di dapur ya tidak terlalu banyak air," ujar Luh Ariani sambil menunjuk atap terpal yang sudah menggembung menampung air hujan.

Tak Punya Toilet dan Hanya Bisa Mandi Saat Hujan Turun

Di sekitar rumah Luh Ariani, tidak ditemukan area khusus untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).