Find Us On Social Media :

Bantai 500 Orang Tanpa Ampun, Petani Ini Diklaim Pembunuh Berdarah Iblis di Dunia

Ilustrasi Julio Santara, petani sayur yang dianggap sebagai pembunuh bayaran paling sadis di dunia.

“Saya menghabiskan tujuh tahun meyakinkan dia untuk berbicara kepada saya tentang hidupnya," kata Cavalcanti.

“Kami berbicara tentang segalanya dan bukan hanya tentang pekerjaannya. Dia berbicara tentang masa kecilnya, hubungannya dengan orangtuanya dan saudara-saudaranya dan kehidupan yang tenang yang dia jalani di hutan serta drama internal yang dia hadapi ketika dia mulai bekerja sebagai pembunuh bayaran.”

Sementara itu, Santana, yang kini berusia 64 tahun, mengatakan kepada The Post dalam sebuah wawancara melalui e-mail pekan lalu, dia menyukai cara Cavalcanti yang berkisah secara jujur.

Dan sebaliknya, dia tidak menyukai cara film yang mengangkat kisahnya itu tentang menceritakan kisahnya.

“Kisah nyata dalam hidupku jauh lebih sedih daripada apa pun yang bisa kau bayangkan,” katanya.

Setelah pembunuhan pertama itu, paman Santana menawarinya sebagai pembunuh bayaran bagi pemerintah Brasil dalam pertempuran melawan pemberontak komunis di lembah Sungai Araguaia di Amazon.

Dari 1967 hingga 1974, gerakan Araguaia Guerrillas mencoba membangun basis pedesaan untuk menggulingkan kediktatoran militer Brasil, dan merekrut petani dan nelayan untuk tujuan mereka.

Baca Juga : Jangan Anggap Remeh Indonesia, Ini Kekuatan Tempur TNI di Natuna yang Sanggup Memenggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian

Pada awal 1970-an, Santana mendapatkan kontrak pertama dengan tugas melacak perkemahan gerilya.

Dalam satu kasus, dia membantu menangkap militan kiri Jose Genoino, seorang mahasiswa hukum dan salah seorang pemimpin gerilyawan.

Santana menyaksikan dengan ngeri ketika tentara menghabiskan waktu berhari-hari menaruhnya di lokasi rahasia di hutan hujan.

Bertahun-tahun kemudian, Genoino menjadi anggota Kongres dan presiden Partai Buruh yang berhaluan kiri.