Find Us On Social Media :

Prabowo Keukeuh Ingin Batalkan Perhitungan Pilpres Bukan Pileg, BPN: Jokowi Itu Kan Capres Bukan Caleg

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berbicara dalam acara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019)

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Kondisi politik Indonesia Pasca Pemilu 2019 semakin memanas.

Hal ini semakin terasa ketika hasil perhitungan suara dari Pemilu Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum akan segera memasuki tahap pengumuman.

Pengumuman pemenang siapa yang akan memimpin Indonesia selama empat tahun ke depan akan diumumkan ada 22 Mei 2019 besok.

Baca Juga: Hadapi Kemungkinan Terburuk 22 Mei, Polri Siap Kerahkan 32.000 Personel untuk Jaga Keutuhan NKRI

Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengadapi kritik dari kubu calon presiden 02 Prabowo Subianto menjelang proses akhir perhitungan suara.

Suasana politik terlihat semakin memanas karena adanya penolakan tahap perhitungan suara dari KPU ini.

Seperti yang diberitakan Gridhot.ID, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Juga: Ancaman HS Disebut Hanya Bentuk Aspirasi Masyarakat, Novel Bamukmin Dapat Sorakan dari Penonton Mata Najwa

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara "Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa.

Hal tersebut juga disampaikan oleh juru bucara Badan Pemenangan Nasional (BPN).

Namun, Juru bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN), Andre Rosiade, mengatakan, pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak hasil pemilu itu dalam konteks Pemilihan Presiden 2019.

Baca Juga: Berstatus Janda dan Bekerja Serabutan, Kini IY Siap Huni Jeruji Besi Tinggalkan Ketiga Anaknya

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com (15/5/2019), Menurut dia, hal itu sudah jelas karena pernyataan ini disampaikan oleh Prabowo yang merupakan calon presiden.

"Karena memang kecurangan itu dirasakan di pilpres. Pak Jokowi itu kan capres bukan caleg," ujar Andre ketika dihubungi, Rabu (15/5/2019).

Namun, kata Andre, penghitungan untuk pileg juga tetap dipantau.

Baca Juga: Jelang Final Perhitungan Suara Pemilu 2019, Berikut Daftar Artis Papan Atas yang Dipastikan Lolos Jadi Anggota Dewan

Ketika ditanya bagaimana hasil penghitungan Pileg 2019 sejauh ini, Andre menilai prosesnya lebih baik daripada pilpres.

Artinya, kecurangan dalam pileg tidak semasif pilpres.

"Meskipun ada kecurangan, lebih kuranglah," kata dia.

Andre juga ditanya apa yang akan dilakukan BPN setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil penghitungannya 22 Mei.

Baca Juga: Kubu Prabowo Minta Perhitungan Suara Dihentikan, Jokowi: Kita Diatur Peraturan KPU

Dia mengaku belum mengetahui rencana setelah 22 Mei.

Namun, sejauh ini BPN akan terus memantau proses yang dilakukan KPU setelah pernyataan Prabowo ini.

"Yang jelas kami fokus dulu memantau apakah KPU akan melakukan perbaikan atau tidak," ujar Andre.

Baca Juga: Dikira Cuma Sepele, Saat di Bawa ke THT Ternyata Ada Sarang Laba-laba di Telinga Pria Ini

Selain Andre Rosiade, Ketua BPN Djoko Santoso juga mengungkapkan dugaan kecurangan dalam perhitungan suara.

Menurut dia, dugaan kecurangan itu sudah dilaporkan oleh BPN sejak awal, namun tak pernah ditindaklanjuti.

"Beberapa waktu lalu kami sudah kirim surat ke KPU, tentang audit terhadap IT KPU, meminta dan mendesak di hentikan sistem penghitungan suara di KPU yang curang, terstruktur dan sistematis," kata Djoko.(*)