Find Us On Social Media :

Kuping Panas Dengar Tangisan, Baby Sitter Ini Nekat Bunuh Ketiga Balita Asuhnya Sebelum Memajang Mayat Korban di Pagar Tanaman

Elsie Urry dan ketiga anaknya

 

Gridhot.ID - Terkadang manusia bisa bertindak lebih kejam dari pada setan.

Alasan tindakan kejam itu terkadang sentimentil.

Seperti kejadian ini misalnya.

Mengutip Daily Mail via Intisari, Kamis (13/6/2019) tiga orang balita menjadi korban pembunuhan 46 tahun silam.

Baca Juga: Kekuatan Mengerikan Pasukan Linud VDV Rusia, Diterjunkan dari Pesawat Bersama Tank Saat Melumat Militer Ukraina di Crimea

Kejadian ini bermula pada Jumat, 13 April 1973.

Saat itu seorang ibu bernama Elsie Urry sedang bekerja di sebuah bar di Worcester, Inggris.

Suaminya, Clive Ralph, pergi untuk menjemputnya dari tempat kerjanya dan meninggalkan ketiga anak mereka yang masih balita dalam pengasuhan seorang baby sitter bernama David McGreavy.

David McGreavy sudah dikenal baik oleh keluarga Elsie karena mengontrak sebagian rumah mereka.

Bahkan ketiga anak Elsie juga sudah akrab dengan David.

Baca Juga: Menteri Perekonomian Malaysia Terjerat Kasus Video Homoseksual Tak Senonoh : Dia Memaksa Saya

Tentu Elsie dan Clive tak khawatir menitipkan anak-anak mereka ke David.

Namun, ketika mereka kembali ke rumah mereka di Gillam Street, Worcester, orang tua itu mendapati banyak polisi sedang menunggu mereka.

Seorang petugas kemudian mengantar mereka ke kantor polisi setempat dan menyampaikan kabar bahwa ketiga anaknya, Paul (4), Dawn (2) dan bayi Samantha (9 bulan) semuanya telah tewas.

Pasangan suami istri itu diberitahu bahwa David McGreavy telah membunuh mereka, tetapi polisi masih mencari mayat ketiga balita.

Malamnya, Elsie malah mendapati ketiga mayat balitanya dipajang secara mengerikan, tertusuk di pagar taman berduri tetangga.

Baca Juga: Pria Ini Ketakutan Usai Mendiang Ayah Mertua Menelponnya dari Dalam Kubur, Rupanya Ini yang Terjadi

McGreavy yang saat itu berusia 21 tahun, merupakan desertir dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

David mengatakan kepada polisi bahwa alasannya membunuh ketiga balita itu saat Samantha menginginkan botol susunya dan tidak berhenti menangis.

Kupig David panas mendengar tangisan itu dan lantas menghabisi para korbannya.

"Aku meletakkan tanganku di atas mulutnya dan itu terjadi," katanya.

“Semuanya ada di rumah. Pada Paul saya menggunakan kawat. Saya akan mengubur (Paul) tetapi saya tidak bisa ... Saya pergi ke luar dan meletakkannya di pagar. Yang bisa saya dengar hanyalah tangisan anak-anak, anak-anak, anak-anak," akunya.

Hasil visum menunjukkan Paul dicekik, Dawn mengalami luka di tenggorokan dan Samantha meninggal karena patah pada tengkorak.

David McGreavy kemudian dipenjara pada 1973. Kini usai 46 tahun dipenjara, ia dibebaskan.

Tentu keluarga korban tak setuju akan pembebasan ini.

Sebelumnya pada 2013, Elsie, yang telah pindah dari Worcester, mengatakan bahwa dia telah melewati '40 tahun neraka'.

"Jika dia dibebaskan, aku akan menunggunya di luar dengan pistol," katanya setelah petisi Hak Asasi Manusia McGreavy dibatalkan.

“Aku memikirkan apa yang dia lakukan setiap menit setiap hari karena dia mengambil hidupku. Saya tidak bisa pergi ke pesta keluarga lagi, saya tidak bisa merayakan apa pun. Tempatkan diri Anda pada posisi saya, bagaimana perasaan Anda?"

"Aku tidak bisa dan tidak akan pernah memaafkannya. Karena apa yang dia lakukan pada ketiga anak saya dan saya, dia layak mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang mereka dapatkan, kematian" tutup Elsie. (*)