Setelah sejumlah kisah romansa dijalani Soekarno dan Oetari, termasuk rayuan maut Soekarno, keduanya menikah pada 1921.
Saat itu, Soekarno berusia 20 tahun, sedangkan Oetari 16 tahun.
Kendati telah menikah, hubungan Soekarno dengan Oetari tidak terlihat semakin mesra.
Dalam otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, kepada Cindy Adams, Soekarno bahkan mengatakan tidak pernah "menyentuh" Oetari.
Oetari tetap dijaganya dalam keadaan "suci".
Namun, ini bukan berarti karena Soekarno tidak menyayangi Oetari.
Saat Oetari sakit, Soekarno panik dan merawat Oetari sepenuh hati.
Soekarno merasakan sayang, dan bukan birahi.