Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kasus pembunuhan dan mutilasi yang di lakukan Prada DP terhadap Fera Oktaria (21) masih terus bergulir.
Dikutip dari Kompas.com, sidang keempat kasus Prada DP memutilasi kekasihnya kembali digelar di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Selasa (13/8/2019).
Berdasarkan dakwaan sebelumnya, Prada DP mengaku Imam merupakan orang yang memberinya saran untuk membakar jenazah Fera guna menghilangkan jejak.
Sebagaimana diketahui, Imamadalah saksi kunci yang tak bisa dihadirkan dalam persidangan lantaran sudah meninggal dunia.
Melansir dari Tribun Sumsel, peranan Imam terungkap dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) Dodi Karnadi yang merupakan paman Prada DP saat diperiksa di Pomdam.
Namun, Dodi Karnadi dan saksi lain yakni Hasanuddin alias Udin, hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.
Sehingga BAP keduanya dibacakan secara bergantian oleh Mayor Chk Darwin Butar Butar SH dan Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai oditur pda sidang, Selasa (13/8/2019).
Diketahui, komunikasi percakapan antara Prada DP, Dodi dan Imam terjadi pada Rabu (8/5/2019).
Tepat setelah Prada DP mengaku pada Dodi bahwa dirinya telah membunuh Fera Oktaria.
"Saksi Dodi menghubungi Imam dan memintanya datang ke rumah saksi. Sesampai Imam di rumah saksi Dodi, dijelaskan bahwa Prada DP sudah membunuh seorang wanita yaitu Fera Oktaria yang tak lain kekasih Prada DP di penginapan sahabat mulia," ujar Oditur Mayor Chk Andi Putu SH.
Kemudian, Imam bersama Dodi dan Prada DP berdiskusi membahas bagaimana cara menghilangkan jenazah Fera tanpa diketahui orang lain.

:quality(100)/photo/2019/06/14/2048171962.jpeg)
Prada DP digiring oleh petugas Denpom II Sriwijaya Palembang, Jumat (14/6/2019).
Sebab, jenazah Fera sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikeluarkan dari penginapan.
"Lalu Imam menyarankan untuk membakar jenazah tersebut," ujar Oditur.
Kemudian Prada DP memberikan uang sebesar Rp 70 ribu pada Imam untuk pergi membeli bensin.
Setelah itu Imam kembali dan membawa bahan bakar minyak jenis pertalite yang kemudian diberikan pada Prada DP.
Baca Juga: Awalnya Hendak Mutilasi dan Bakar Korban, Berikut 4 Kekejaman Prada DP Pembunuh Vera Oktaria
"Namun terdakwa bilang bahan bakar tersebut kurang dan minta di belikan 2 botol lagi. Terdakwa lantas memberikan uang Rp 50 ribu pada saksi Dodi. Kemudian barang tersebut dibelikan dan diberikan ke terdakwa," ujarnya.
Kemudian sekira pukul 17.00 Prada DP kembali ke penginapan dengan membawa pertalite dan botol obat nyamuk yang sebelumnya sudah dibeli.
Saat itu Prada DP mengatakan akan membakar mayat Fera.
Satu jam kemudian Prada DP kembali ke rumah Dodi dan mengatakan mayat tersebut sudah disiram dengan bahan bakar minyak dan tinggal dibakar saja.
"Kemudian Prada DP bertanya pada Imam apakah masih ada speed boat untuk pergi ke pulau Rimau. Namun dijawab Imam tidak ada lagi," ungkap Oditur.
Selanjutnya, Imam menyarankan agar Prada DP dibawa ke rumah Hasanuddin alias Udin.
Sebab Imam yakin bahwa Udin bisa membawa Prada DP pergi ke tempat yang aman.
"Namun tidak lama dari itu, Elsa (bibi Prada DP) menelpon dan bilang bahwa ibu terdakwa akan ke rumah saksi. Kemudian memintanya untuk menahan terdakwa agar tidak pergi dulu dari rumahnya," tuturnya.
Kemudian ibu Prada DP bertemu dengan anaknya itu. Di sana, Dodi mengatakan bahwa Prada DP akan dibawa ke rumah Udin.
Mendengar hal tersebut, ibu Prada DP setuju asalkan anaknya aman dan sehat.
"Lalu saksi Dodi meminta uang kepada ibu terdakwa untuk ongkos anaknya. Kemudian diberi uang sebesar Rp 2 juta," jelasnya.
Kemudian mereka pergi bersama-sama menuju ke rumah Udin dengan menggunakan mobil.
Kecuali Imam, pergi ke rumah Udin dengan menggunakan sepeda motor Honda beat warna pink dan hitam yang sebelumnya dibawa Prada DP.
"Namun, saksi Dodi dan terdakwa turun di jalan yang tak jauh dari rumah Udin. Sementara ibu dan bibi terdakwa kembali pulang ke kota Palembang," tuturnya.
Setelah itu, Dodi, Imam, Prada DP dan Udin berbincang-bincang.
Hasanuddin sendiri, saat itu belum mengetahui pembunuhan yang dilakukan Prada DP terhadap Fera Oktaria.
"Kemudian Udin setuju membawa Prada DP ke Banten untuk belajar ilmu agama," ucap oditur.
Sama seperti Dodi, Hasanuddin alias Udin juga belum dapat dihadirkan memberikan kesaksian.
Kedua orang itu tak ada di tempat tinggalnya. Keberadaan Udin juga misterius.
(*)