Tingkat kekerasan yang ada dalam diri manusia nantinya tetap bergantung pada kemampuan tiap individu mengatur dirinya dalam masyarakat.
Sedikit berbeda dari Gómez; Douglas Fields, seorang pakar neurosains dan penulis buku Why We Snap, berpendapat bahwa secara biologis, kita memang cenderung bereaksi dengan kekerasan ketika dihadapkan dengan situasi tertentu.
Menurut Fields, otak manusia mampu memonitor baaya dan mengeluarkan mekanisme perlindungan diri.
Menurutnya, tiap individu di dunia ini bisa melakukan kekerasan dalam situasi tertentu karena dibutuhkan.
Namun ada juga orang yang terlalu sensitif dalam mengeluarkan mekanismenya tersebut.
Misalnya, ketika seseorang tiba-tiba marah besar karena terjebak kemacetan atau melawan hinaan verbal yang tidak seberapa dengan agresi fisik yang berlebihan.
Hal ini paling sering terjadi pada remaja karena emosi merekayag masih perlu pengontrolan yang lebih baik.
(*)