Find Us On Social Media :

Klarifikasi Supriyadi, Paman yang Jalan Kaki Bopong Jenazah Ponakannya, Sama Sekali Tak Salahkan Pihak Puskesmas: Saya Justru Diberikan Solusi

Seorang ayah terpaksa bopong jenazah anaknya setelah ditolak ambulan Puskesmas Cikokol

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Aksi seorang pria membopong anaknya sedang ramai dibicarakan usai viral di media sosial.

Peristiwa tersebut terjadi di Puskesamas Cikokol, Tangerang, pada Jumat (23/8/2019).

Ternyata pria yang membopong jenazah tersebut bukanlah ayah dan anak seperti yang sudah tertulis di beberapa media, melainkan paman dan keponakannya.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Tetangga YT Pelaku Perampokan Toko Emas Magetan, Ketua RW : Masa Tiap Hari Pakai Sorban Kok Mencuri

Nama pria tersebut Supriyadi (40) yang berjalan kaki membopong keponakannya bernama Muhammad Husein (8) usai jadi korban hanyut di sungai.

Ia nekat membopong jenazah keponakannya karena ambulans puskesmas tak bisa menghantarnya.

Melansir dari Kompas.com, Minggu (25/8/2019), Supriyadi meceritakan kronologi hingga ia terpaksa membopong jenazah keponakannya sendiri untuk diantar ke rumah duka.

Baca Juga: Mengaku Bergabung dengan Jaringan Kelompok Teroris di Suriah, YT Lakukan Aksi Perampokan Toko Emas Hanya Berbekal Pistol Mainan dan Petasan

Supriyadi, yang ditemui di Kampung Kelapa Indah, Cikokol, Kota Tangerang, Supriadi mengatakan Husein menjadi korban tenggelam di Kali Cisadane sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (23/8/2019).

Saat itu, Husein bermain di sungai itu bersama 3 rekan lainnya.

Husein dan seorang anak lainnya bernama Fitran Adi (12) dikabarkan tenggelam dan keduanya ditemukan telah tak bernyawa.

"Saya dapat info jam 15.00 WIB. Sampai di sana korban sudah ditemukan," kata Supriyadi.

Baca Juga: Viral Video Memilukan Ayah Bopong Jenazah Anaknya Pulang ke Rumah Duka Usai Ditolak oleh Ambulans Puskesmas karena Asalan SOP

Supriyadi pun segera ke lokasi dan memahami bahwa Husein telah tiada.

Namun untuk memastikannya, ia pergi ke Puskesmas Cikokol untuk memeriksa kondisi Husein menggunakan sepeda motor, dengan dibantu warga sekitar.

"Dia (dokter Puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," ujarnya.

Baca Juga: Sambil Bercucuran Air Mata, Ayah Ibu Ica Korban Kecelakaan Kontainer Puskesmas di Boyolali Wakili Mendiang Putrinya Wisuda, Tetap Memakai Toga Meski Menahan Perih di Dada

Supriyadi pun berniat membawa pulang jenazah Husein dan meminta petugas untuk mengantar dengan ambulans.

Namun karena terhalang standard operational procedure (SOP), ambulans tak bisa mengantar.

Supriyadi yang bekerja sebagai satpam di sebuah rumah sakit ternyata juga memahami aturan tersebut.

Pihak Puskesmas pun menawarkan solusi untuk membawa pulang jenazah keponakannya.

Baca Juga: Koar-koar ke Media Kanada, Pimpinan OPM Benny Wenda: Kami Tetap Jaga Perdamaian Tapi Indonesia Selalu Melakukan Kekerasan di Papua

"Nah. Dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenazah)," tuturnya.

Namun, saat nomor ambulans jenazah tersebut dihubungi oleh Supriyadi, ia mengalami kesulitan lain.

"Saat saya nelpon diterima, diangkat 'selamat sore bapak dengan ambulans gratis kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.

Baca Juga: Terekam Kamera, Oknum Mayor TNI yang Ucapkan Kata-kata Rasis di Depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Nasibnya di Ujung Tanduk, Peradilan Militer dan Pencopotan Jabatan Menanti Dirinya

Supriyadi pun coba mencari lokasi yang sinyalnya baik, namun tetap operator mengatakan hal yang sama.

Hingga tiga kali ia gagal menghubungi nomor tersebut.

Usaha yang sama juga dilakukan oleh pihak Puskesmas namun tak ada satu pun yang tersambung.

Karena hari semakin sore, Supriyadi sempat berpikir untuk mengangkut jenazah keponakannya dengan motor.

Baca Juga: Heboh! Penemuan Ular Berkaki Empat di Sulawesi Selatan Dikaitkan dengan Tanda Kiamat Sudah Dekat, Ini Tanggapan Sang Master Reptil Panji Petualang

"Karena makin sore ya udah saya putuskan, saya tanya saudara saya yang lagi nungguin bisa enggak bawa jenazah pakai motor, bisa kata dia. Ya udah akhirnya saya bawa," ucapnya.

Saat itu Supriyadi yang berusaha menggotong keponakannya dengan berjalan kaki juga sempat ditahan pihak puskesmas.

Namun, Supriyadi yang ingin segera menguburkan Husein tetap pergi.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Wing Chin Bupati Banjarnegara, Penuh Perhatian di Rumah Dinasnya Rawat Orang Gangguan Jiwa yang Suka Bakar Bangunan, Kehidupannya Berhasil Diubah 180 Derajat

Sebelumnya dilansir dari postingan Facebook Yuni Rusmini, Minggu (25/8/2019), terlihat video Supriyadi sedang berjalan dan menggotong jenazah Husein dan dipanggil oleh warga.

"Hei Abang! Pakai mobil saja," ucapnya.

Supriyadi pun turun dari jembatan penyebrangan dan segera menuju ke arah mobil hitam tersebut.

Sementara melansir dari Wartakotalive.com, Kepala Dinas Kesehatan, Liza Puspadewi menjelaskan, ambulans hanya dipergunakan bagi pasien dalam kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera.

Baca Juga: Pasang Foto Pose Tegap Gunakan Seragam Militer Bersama Pacar di Facebook, Deka Tentara Gadungan Asal Medan Berhasil Diamankan, Kedoknya Terbongkar karena Suka Gonta-ganti Pangkat

Alasannya, untuk menjaga alat-alat yang berada di dalam ambulans agar tetap steril.

"Ditambah di dalam mobil ambulans banyak alat medis yang harus dalam kondisi steril," jelas Liza yang dikutip dari WartaKota, Sabtu (24/8/2019).

Menurut Liza, apabila ambulans juga membawa jenazah kondisi alat-alat medis yang berada di dalamnya ditakutkan akan berdampak pada pasien selanjutnya.

Baca Juga: Eman, Remaja Belasan Tahun dengan Tinggi Badan 2.6 Meter Kalahkan Tinggi Atlet NBA, Keluar Masuk Rumah Harus Menunduk Hingga Kusen Pintu Terpaksa Dibongkar

Ia pun meminta maaf kepada keluarga korban tenggelam di sungai Cisadane karena sudah menolak untuk melayani pengantaran jenazah.

"Mewakili Pemkot Tangerang, saya mohon maaf kepada keluarga korban yang tenggelam," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Liza Puspadewi melalui keterangan tertulisnya.

 Sedangkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.

"Kejadian ini memang sudah viral, kami langsung menggelar takziah dan meminta maaf kepada keluarga korban," ujar Arief kepada Warta Kota, Minggu (25/8/2019).

Baca Juga: Ini Sosok Pemberi Perintah Aksi Eksekusi ISIS yang Kerap Penggal Kepala Tawanan Sambil Menyiarkan Lewat Internet, Ada Sederet Kebrutalan yang Dilakukannya

Ia menjelaskan, bahwa keluarga korban yang meminta pelayanan ambulans memang dapat penolakan.

"Akhirnya pamannya yang bawa almarhum ananda Husein ini ke rumah duka dengan berjalan kaki," ucapnya.

Dirinya mengakui, hal ini karena adanya SOP pelayanan Dinkes di Puskesmas.

Baca Juga: Tega! Sambil Gendong Putrinya, Wanita Ini Nekat Terjun dari Lantai 10 Apartemennya Usai Lempar Sang Putra Terlebih Dahulu, Saat Ditemukan Justru Minta Tetangga Telepon Suami

"Ini masalah SOP pelayanan Dinkes di Puskesmas," kata Arief.(*)